Nusantaranews.net – Launching Integrasi Layanan Kesehatan Primer (ILP) Kabupaten Solok Tahun 2024, Kamis (12 September 2024) di Gedung Solok Nan Indah.
Menghadiri Bupati Solok Capt. H. Epyardi Asda, M.Mar Dt Sutan Majo Lelo, Dirjen Kesmas Kemenkes RI diwakili Sekretaris Dirjen dr. Niken Wastu Palupi, MKM, Kepala Dinas Kesehatan Prov. Sumbar Kepala Bidang Kesmas Rosmadeli, SKM, M.Kes, Sekretaris Daerah Medison, S.Sos, M.Si, Ketua TP-PKK Kab. Solok Ny. Hj. Emiko Epyardi Asda, SP, Narasumber dari Fakultas Kesehatan Universitas Andalas, Para Staf Ahli Bupati, Para Asisten, Kepala Dinas Kesehatan Kab. Solok Zulhendri, SKM, M.Kes, Kepala OPD, Kepala BPJS Cabang Solok, Camat se-Kabupaten Solok, Kepala Bagian Lingkup Setda Kab. Solok,
Kepala Puskesmas se-Kabupaten Solok,
Ketua Organisasi Kesehatan se-Kabupaten Solok, Para Walinagari di Kabupaten Solok dan Para Kader Kesehatan di Kabupaten Solok.
Laporan Kepala Dinas Kesehatan Kab. Solok,”
Saat ini pola pelayanan kesehatan telah berubah dimana dulunya fokus tujuannya ialah untuk mengobati orang-orang sakit tetapi sekarang kita fokus untuk menjaga agar orang orang tetap sehat dan alhamdulillah di Kabupaten Solok hal ini sudah kita terapkan.”
Penerapan ILP adalah dengan memperluas jaringan pelayanan mulai dari tingkat puskesmas, kecamatan, nagari dan sampai ke tingkat posyandu pada setiap siklus kehidupan di masyarakat.
Sejalan dengan hal ini, terkait dengan ILP ialah bagaimana mendidik masyarakat dengan menguatkan peran kader kesehatan sebagaimana yang kita lakukan di Kabupaten Solok, yang mengintegrasikan Kader Kesehatan bersama dengan Kader PKK dimana hal ini memberikan manfaat yang cukup besar bagi peningkatan kualitas kesehatan masyarakat di Kabupaten Solok.
Hal ini telah kita buktikan dari penekanan angka stunting yang ada di Kabupaten Solok, yang sebelumnya pada tahun 2021 ada di angka 40,1% sekarang pada hasil survei angka terakhir berada pada angka 25,2%. Tetapi perlu kita sampaikan dari hasil penimbangan massal yang kita lakukan mencakup 95% dari balita di Kabupaten Solok stunting kita berada pada angka 11,7%.
“Kita di Kabupaten Solok senantiasa memberikan intervensi terbaik terhadap balita melalui 614 unit alat antropometri dari Kementrian Kesehatan dan alhamdulillah kita manfaatkan dengan baik,” katanya.
Dalam penimbangan massal kita turun langsung ke lapangan mengedukasi kader kesehatan, terkait langkah yang tepat dalam pengukuran gizi balita bersama dengan Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Solok, dan dari hal ini kita sudah tahu persis dimana kantong-kantong stunting itu by name, by address, by problem.
Dalam pemberian PMT yang dibiayai oleh Kementerian Kesehatan untuk Kabupaten Solok dialokasikan hampir Rp.4 Milyar, hal ini kita pastikan bersama kader kesehatan dan kader PKK bagaimana PMT ini betul-betul di konsumsi langsung oleh ibu hamil dan balita yang stunting.
Turut kita sampaikan juga bahwa pada triwulan pertama tahun 2024 Kabupaten Solok mendapatkan predikat imunisasi dasar tertinggi di Sumatera Barat.
Pada tahun ini dalam rangka skrining penyakit tidak menular kita sudah bekerjasama dengan lembaga pendidikan baik sekolah maupun madrasah, dan kita telah melakukan skirining kepada sebanyak 124.600 orang pelajar, skrining yang kita laksanakan antara lain skrining anemia dan tekanan darah termasuk pelayanan gigi, hal ini mendapatkan hasil yang memuaskan dimana setiap remaja putri yang telah diintervensi kita berikan tablet besi yang bertujuan untuk mempersiapkan pasangan yang produktif untuk kedepannya, tuturnya.
Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Prov. Sumbar, Program ILP ini merupakan transformasi dari layanan yang awalnya hanya berorientasi pada program namun sekarang kita lebih fokus kepada siklus kehidupan.
“Yang kita harapkan melalui ILP ini memang kita bersama membangun sebuah kerjasama jejaring dan dapat kita lihat bersama Kabupaten Solok sudah mampu menjalankannya, untuk itu kami dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat memberikan apresiasi atas pencapaian ini,” jelasnya.