Opini

Ladang Ganja, Bukti Pelaku Narkoba Makin Menggila

69

Oleh : Lina Lugina

Permasalahan narkoba di Indonesia selalu menjadi topik yang tak kunjung usai. Meski berbagai upaya dilakukan untuk memberantasnya, kenyataannya masalah ini kian berkembang dengan munculnya produsen narkoba baru dan semakin beragamnya pengguna.

Salah satu bukti terbaru adalah terkuaknya ladang ganja di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, yang memperlihatkan betapa semakin berani dan terorganisirnya jaringan narkoba di Indonesia. Dikutip dari Kompas.tv (30/09/2024) pihak kepolisian dari Polres Lumajang berhasil menemukan puluhan ribu tanaman ganja yang ditanam di lereng Gunung Semeru, tepatnya di Dusun Pusung Duwur, Desa Argosari, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Selain itu, dilansir dari regional.kompas.com (30/09/2024) ditemukan 48 lokasi ladang ganja di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Lumajang, Jawa Timur pada akhir September 2024. Dari penggerebekan tersebut, polisi berhasil menemukan lebih dari 40.000 batang tanaman ganja dan 10 kilogram ganja kering di Desa Argosari. Empat orang warga setempat telah ditetapkan sebagai tersangka, sementara pihak berwenang masih mengejar orang yang diduga menjadi pendana utama ladang ganja tersebut.

Fakta ini menambah daftar panjang bukti bahwa Indonesia merupakan pasar narkoba yang terus berkembang. Tak hanya itu, fenomena peredaran narkoba di Indonesia semakin merajalela. Bandar narkoba semakin leluasa beraksi, bahkan dari balik jeruji besi. Kecanggihan teknologi dan semakin kompleksnya jaringan narkoba membuat aparat penegak hukum kewalahan. Meski banyak pelaku tertangkap, kebanyakan dari mereka adalah pengguna dan pengedar kecil, sementara para bandar besar seringkali sulit dijangkau. Di sisi lain, pengguna narkoba semakin beragam, mulai dari kalangan ibu rumah tangga, pelajar, hingga pekerja biasa, yang menunjukkan betapa meluasnya pengaruh buruk narkoba di tengah masyarakat.

Mengapa bisnis narkoba begitu menggiurkan? Salah satu alasan utamanya adalah keuntungan besar yang dapat diperoleh dalam waktu singkat. Dalam sistem kapitalis sekuler, di mana materialisme menjadi landasan utama, banyak orang tergoda untuk meraih keuntungan tanpa memikirkan dampak negatifnya, baik dari segi moral maupun hukum. Bisnis narkoba menjadi pilihan bagi sebagian orang karena mereka melihatnya sebagai cara cepat untuk mendapatkan kekayaan, tanpa mempedulikan halal atau haramnya.

Sistem kapitalis sekuler yang diterapkan saat ini telah membentuk perilaku masyarakat yang bebas dan cenderung permisif. Bandar dan pengguna narkoba tidak merasa takut terhadap hukum, karena mereka tahu bahwa sistem sanksi yang ada tidak cukup memberikan efek jera. Para pengguna narkoba seringkali menganggap remeh dampak buruk dari narkoba, baik terhadap kesehatan fisik maupun mental. Sistem ini menciptakan individu yang hanya memikirkan keuntungan pribadi tanpa mempertimbangkan aspek moralitas.

Exit mobile version