Opini

Krisis, Daya Beli Terjun Bebas

77

Oleh Rahma

(Praktisi Pendidikan)

Pengusaha dan ekonom menganggap deflasi lima bulan bertubi-tubi sebagai gelagak lesunya ekonomi. Daya beli masyarakat anjlok. Pelemahan daya beli merembet pada kontraksi manufaktur, sehingga berujung pada perlambatan ekonomi yang terus di benahi. Melemahnya daya beli merembet ke banyak hal. Bagi sebagian masyarakat, situasi ini makin memburuk kondisi finansial, tabungan mereka makin tergerus untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Deflasi yang terjadi selama lima bulan berturut-turut sejak Mei hingga September 2024 memperlihatkan dengan jelas masyarakat kelas pekerja sudah tidak punya uang lagi untuk belajar. Hari ini kemiskinan terjadi di mana-mana kesenjangan antara miskin dan kaya makin lebar. Namun dunia tak kunjung mampu mewujudkan kesejahteraan.

Bahkan meski sudah ada hari pengentasan kemiskinan internasional 17 Oktober, yang di peringati sejak tahun 1992. Betul, ada upaya yang dilakukan dunia dalam organisasi internasional, tapi gagal mewujudkan kesejahteraan. Pasalnya sumber solusinya pada kapitalisme, sistem yang hanya menguntungkan para kapital, rakyat diabaikan, bahkan harus berjuang sendirian. Karena itu pengaruh juga di Indonesia seperti permintaan bank sentral Indonesia agar masyarakat lebih banyak belanja untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di atas 5% mustahil terwujud. Pasalnya, hampir semua sektor industri melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK), yang bakal berimbas pada anjloknya daya beli.

Namun, masalah ekonomi Indonesia tidak hanya berhenti pada penurunan tabungan. Fenomena peningkatan angka pengangguran di beberapa wilayah juga menjadi perhatian serius. Hari ini tanda-tanda deflasi terjadi. Sekilas deflasi tampak menguntungkan bagi orang karena harga-harga barang dan jasa jadi lebih terjangkau oleh konsumen. Tapi deflasi yang terjadi sekarang, bisa jauh lebih berbahaya. Sebab deflasi beruntun ini menjadi indikator pendapatan atau uang di masyarakat sudah semakin langka didapatkan. Sederhananya, masyarakat yang memilki uang makin sedikit. Jadi, uang semakin sedikit itu bukan karena masyarakat tidak ingin berbelanja, tapi karena memang pendapatannya sudah turun. Itu indikasi yang sangat jelas dari kondisi deflasi saat ini.

Exit mobile version