Oleh Ria
(Pemerhati lingkungan)
Bulan kemarau yang menyapa, memberi dampak kekeringan yang meluas terjadi diberbagai wilayah. Salah satunya, kabupaten Banyumas Jawa Tengah pun terdampak karenanya. Setidaknya sebanyak 9.652 jiwa mengalami krisis air bersih.Krisis air bersih ini diperkirakan masih akan meluas seiring dengan prediksi puncak kemarau di bulan Agustus ini. (regional.kompas.com/read/2024/08/12/125911378/kekeringan-di-banyumas-meluas-9652-jiwa-krisis-air-bersih-daerah-mana-saja)
Warga yang kesulitan mendapatkan akses air terpaksa menggunakan air galon yang lumayan membebani atas perekonomian keluarga atau menggunakan air sumur seadanya yang nyaris sudah tidak keluar lagi.
Upaya pemerintah yang dilakukan selama ini melalui BPBD mendistribusikan air bersih ke wilayah wilayah yang terdampak kekeringan dan kesulitan air.
Pada satu sisi yang lain pemerintah sudah berupaya memberikan sosialisasi bijak penggunaan air dan langkah kongkrit untuk meminimalisir terjadinya kekeringan di saat kemarau tiba. Tapi, belum sesuai harapan saat kemarau tiba kekeringan dan kesulitan airpun melanda dan mengganggu aktivitas warga.
Krisis Air Bersih akibat kemarau panjang di Banyumas saat ini, butuh penangganan khusus dan komprehensif dari pemerintah. Karena Air Bersih kebutuhan mendasar bagi masyarakat, tak cukup hanya dengan bantuan pengiriman Air saja yang jumlahnya terbatas. Ini hanya solusi tambal sulam yang tak menyentuh akar masalah.