OpiniOpini

Kriminalitas di Kalangan Pemuda Makin Ganas

124
×

Kriminalitas di Kalangan Pemuda Makin Ganas

Sebarkan artikel ini
1-6528x4896-1-0#

Kriminalitas di Kalangan Pemuda Makin Ganas
Oleh,: Lilik Solekah, SHI. ( Ibu Peduli Generasi)

Miris, terjadi lagi banyak tragedi tawuran pemuda. Seperti halnya diberitakan oleh media metro tv bahwa ada sejumlah pemuda tawuran menggunakan senjata tajam klewang dan semacam celurit yang panjang di Jalan Boyolali – Semarang depan SPBU Sunggingan Boyolali. Begitupun tawuran gengster di Semarang juga semakin meningkat.

Tak ada bedanya dengan yang diluar pulau jawa di Medan Marelan di laman mesan tribunnews memberitakan adanya tawuran geng motor yang merajalela. Sedang aparat menangkap satu anggota geng motor tersebut.

Belum lagi kasus pemerkosaan dan pembunuhan di Padang Pariaman Sumatera Selatan. Nasib tragis yang dialami nia seorang anak perempuan 18 tahun yang rela menjual gorengan keliling demi menghidupi adik-adiknya. Ini semua menunjukkan bahwa kriminalitas yang dilakukan oleh pemuda, termasuk Tawuran terus terjadi, bahkan terus berulang semakin ganas dan mengerikan.

Jika kita cermati maka bisa disimpulkan bahwa ada banyak faktor pemicu, diantaranya:
1) Lemahnya kontrol diri, pemuda tanpa aqidah Islam yang kokoh akan menghasilkan pemuda yang dalam kategori sumbu pendek. Sedikit saja kesalahpahaman akan berakibat memuncaknya kemarahan dan menimbulkan keributan hingga nyawa saudara pun tak diperhitungkan.
2) krisis identitas, Pemuda yang tidak mengenali dan memahami jati dirinya. Seharusnya sebagai insan wajib taat pada syariat namun hal itu tidak ada dalam diri pemuda yang tidak mengenal jati dirinya sebagai hamba Allah yang nantinya setiap perbuatan dimintai pertanggungjawaban di hadapanNya.
3) Disfungsi keluarga dan tekanan ekonomi/hidup, orang tua menyerahkan sepenuhnya pendidikan putra putrinya hanya pada sekolah, tidak ada kontrol karena memang dari orang tua fokus pada pemenuhan kebutuhan ekonomi. Jika tidak pergi pagi pulang malam tidak bisa makan begitupun keluarga yang kaya hanya mempercayakan anak – anak mereka pada pembantu saja. Kedudukan dan jabatan lebih utama dari pada anak sehingga anak merasa sepi dan merasa tidak ada perhatian dari keluarga. Sehingga dari sini muncul kasus-kasus anak yang sering membuat keonaran hanya sebab butuh perhatian dari orang tuanya.
4) Lingkungan rusak (termasuk pengaruh media juga kegagalan pendidikan), anak yang sering mengakses media tanpa pantauan orang tua, ataupun pendidikan di sekolah yang hanya memprioritaskan pada pangsa pasar, setelah sekolah dapat kerja apa? Maka tidak ada penanaman aqidah yang kokoh terlebih dahulu. Keluar rumah tetangga sebelah, mendengar anak-anak sering mengumpat, sebelahnya lagi pacaran, narkoba, judi yang akan menarik yang lain nya lagi dan lain sebagainya.
5) Lemahnya hukum dan penegakannya. Yang terakhir sebagai pelindung masyarakat justru melempem/melemah sudah tertangkap dan terbukti melakukan tindak kriminal justru dapat remisi,

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *