OpiniOpini

Kesehatan untuk Semua Hanya Akan Terwujud Dalam Kepemimpinan Islam

98
×

Kesehatan untuk Semua Hanya Akan Terwujud Dalam Kepemimpinan Islam

Sebarkan artikel ini

 

 

Oleh :Wa Ode Vivin (Aktivis Muslimah)

 

Berdasarkan data yang dilaporkan dalam laman goodstast. Fenomena mengobati diri sendiri paling banyak dipengaruhi status ekonomi dan akses tempat tinggal. Status ekonomi dapat dilihat dari kelompok rumah tangga dengan pengeluaran per kapita per bulan paling rendah (kuintil 1), hingga paling tinggi (kuintil 5). Selain itu, masyarakat berstatus ekonomi rendah atau kuintil 1, menduduki grafik paling tinggi sejak awal, kemudian stagnan hingga kuintil ke-3. Lalu, pada kuintil ke-4 mulai mengalami penurunan hingga kuintil 5, sebagaimana menunjukkan masyarakat berstatus ekonomi tinggi.

 

Penjelasan di atas cukup memperlihatkan ke kita, semakin tinggi status ekonomi, semakin mudah masyarakat mengobati dirinya dengan rawat jalan atau tanpa kontrol dari nakes sebab alasan biaya kesehatan yang semakin meroket.

 

Peristiwa ini bukan kali pertama terjadi akibat buruknya pelayanan Kesehatan, bahkan berulang kali terjadi kasus yang mengakibatkan kematian pada pasien, misal pada pasien pengguna kartu BPJS ataupun KIS. Banyak masyarakat yang mengeluhkan BPJS Kesehatan, mulai dari aspek administrasi yang ribet, sistem rujukan yang tidak terstruktur, hingga pelayanan medis yang lamban. Namun jika tidak melewati prosedur tersebut masyarakat dengan ekonomi rendah justru akan dibebani biaya yang mungkin untuk hidupnya nyaris tiada.

 

Problem Kesehatan bukan hanya pada aspek masyarakat, masih banyak fasilitas dan nakes tidak merata, berbiaya mahal/komersialisasi, dll sehingga alih-alih mendapat layanan terbaik, tidak semua warga negara bisa mengakses layanan kesehatan.

 

Sebut saja pada sistem plafon yang diterapkan BPJS membatasi para dokter untuk memberikan penanganan optimal. Para nakes juga dituntut melakukan pelayanan harus sesuai dengan indikasi yang ditentukan BPJS, padahal kondisi pasien pada praktiknya tak selalu sesuai. Akhirnya, faskes yang harus menalangi biaya diluar BPJS sehingga berdampak pada dana yang semakin merosot. Ambiguisme bukan?.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *