Opini

Kerahkan Kekuatan, Jangan Biarkan Palestina Sendirian

386

_Ahmad Tusi, Ph.D._

Pekikan takbir (Allahu Akbar), teriakan Stop Genosia dan Bebaskan Palestina dengan Jihad dan Khilafah menggema di seputaran Tugu Adipura dan jalan di pusat Kota Bandar Lampung pada hari Sabtu, 9 November 2024. Ribuan peserta tumpah ruah memadati jalanan mulai dari kalangan orang tua, pemuda/i, dan anak-anak untuk terus menyuarakan pembebasan bumi Palestina.

Mengapa hal ini harus terus kita suarakan? Karena nasib tragis Palestina terus berlanjut dan derita mereka terus bertambah atas genosida yang dilakukan terhadap mereka oleh kaum Zionis Yahudi yang makin brutal dan meluas.

Puluhan ribu korban kaum Muslimi menjadi syahid (termasuk Perempuan, anak-anak, dan bayi-bayi yang baru dilahirkan) dan ratusan ribu lainnya hidup terluka parah dan hidup di tempat-tempat pengungsian yang minim fasilitas.

Jumlah korban terus bertambah perlahan-lahan akibat kelaparan dan kekurangan gizi, dan juga akibat puluhan ribu ton yang telah dijatuhkan kaum Zionis. Bahkan menurut data dari Otoritas Kualitas Lingkungan di Palestina menyebutkan bahwa Israel telah menjatuhkan lebih dari 85.000 ton bom di jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023, dan angka ini telah melampaui rekor jumlah bom yang dijatukan dalam tahun pertama Perang Dunia II.

Kondisi saudara kita, Muslim Palestina, yang sedang mengalami kengerian dan pendudukan oleh kaum Zionis Yahudi Israel saat ini, tentunya kita tidak boleh tinggal diam atau bahkan jangan sampai menurunkan tensi kita untuk terus menyuarakan pembebasan bumi Palestina dari pendudukan entitas Israel. Apalagi sampai melupakan mereka. Jadi pembebasan Palestina harus terus disuarakan, perhatian dan kepedulian kepada mereka harus makin ditingkatkan, serta bebrbagai bantuan kemanusiaan untuk mereka tak boleh berhenti disalurkan.

Namun demikian, tak cukup hanya dengan itu saja. Perang opini juga harus terus makin digencarkan untuk membungkam berbagai penyesatan opini tentang Palestina yang terus dihembuskan oleh para pendukung Zionis Yahudi terlaknat.

Terutama adalah terkait penyingkapan berbagai kebusukan, kejahatan, dan pengkhianatan para penguasa Muslim dan Arab. Karena sampai dengan saat ini, mereka masih diam dan terus melakukan pembiaran. Bahkan sebagian dari mereka mereka telah bergandeng tangan dengan Zionis Yahudi yang berlumuran darah puluhan ribu darah para syuhada.

Lembeknya sikap penguasa muslim terhadap Israel juga terlihat dari kebijakan yang mereka ambil dengan melakukan hubungan normalisasi, seperti yang telah dilakukan oleh Arab Saudi, Bahrain, Mesir, Yordania, dan termasuk Turki kepada penjajah Yahudi Israel.

Apalagi ditambah dengan upaya pengakuan dua negara (two nation-state) di bumi Palestina. Ide normalisasi dan two nation-state adalah bentuk nyata pengakuan entitas penjajah Yahudi sebagai sebuah negara. Itu merupakan solusi yang bathil dan tidak bisa diterima.

Hal ini semua menunjukkan deklarasi terbuka penghianatan mereka terhadap perjuangan rakyat Palestina. Itu juga berarti penghianatan terhadap Islam dan kaum Muslimin, karena tanah Palestina adalah tanah milik umat Islam.

Mengapa hal ini terus berulang dan seolah tiada akhirnya terhadap nasib tragis yang dialami saudara kita, muslim Palestina? Terus berulangnya penyerangan dan pembantai kaum muslim di Palestina oleh penjajah Yahudi Israel karena mereka merasa aman dari hukuman.

Jika bukan karena Barat yang dipimpin oleh Amerika, dan juga penguasa-penguasa kaum Muslim, yang menjadi boneka negara-negara imperialis Barat dan pelayan hina tuan imperialis – tentulah mereka tidak akan berani melakukan semua itu.

Padahal kalau melihat data kekuatan militer di Kawasan Timur Tengah menunjukkan bahwa kekuatan militer Israel masih jauh di bawah kekuatan militer Turki, Iran, dan Mesir. Jadi tidak ada solusi lain dari peristiwa genosida di bumi palestina selain dengan mencabutnya dari akarnya, yaitu entitas zionis Israel harus dihapuskan.

Exit mobile version