Oleh : Asma Sulistiawati, S. Pd.
(Praktisi Pendidikan)
Kemajuan teknologi informasi hari ini telah mengubah dunia menjadi sangat luar biasa. Bagaimana tidak, kita bisa melakukan apa saja melalui media sosial. Seperti belajar, bermuamalah (jual-beli), mencari informasi, bekerja bahkan untuk bermain pun bisa dilakukan secara online dan masih banyak contoh lainnya. Tak bisa dipungkiri manfaat teknologi memberikan pengaruh yang besar bagi manusia. Selain bermanfaat juga memudahkan manusia dalam segala aktivitasnya.
Salah satu fenomena kecanggihan teknologi yang digemari hari ini adalah game online. Permainan ini menjadi magnet yang sangat erat bagi penggunanya, sehingga kerap kali didapatkan seseorang menghabiskan waktunya berjam-jam hanya sekedar bermain game. Jika permainan ini tidak dibatasi akan berakibat fatal bagi penggunanya. Apalagi tidak sedikit aplikasi ini menampilkan bentuk kekerasan bahkan pornografi dalam permainan tersebut. Sungguh disayangkan apabila generasi ikut terseret dalam kubangan permasalahan ini. Sehingga apakah dengan kemajuan teknologi sekarang dalam sistem kapitalisme sekularisme keimanan manusia semakin kuat atau justru akan menjadi melemah dan berbahaya?
Kini persoalan game online mulai mewabah di kalangan generasi muda. Dikutip dari katadata (12/4/2024) Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mendesak agar pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dapat memblokir game online yang mengandung kekerasan dan seksualitas. Game seperti itu dapat berdampak buruk pada anak terutama bergendre battle royale seperti Free Fire yang populer saat ini. Komisioner KPAI Kawiyan juga mengatakan bahwa sudah banyak kasus yang terjadi akibat dampak dari game online ke anak. Mulai dari kasus pornografi anak di Soetta yang dalam perkembangannya juga disayangkan sebagai kejahatan perdagangan orang. Menurutnya, hal ini berawal melalui komunitas game online seperti Free Fire dan Mobile Legends. Ada juga kasus-kasus kriminal lainnya yang terjadi, semua itu dampak dari game online tersebut.