Oleh Aas K
Aktivis Muslimah
Potret buram prank ultah terjadi lagi, sekarang menelan korban seorang siswa SMA Negeri 1 Cawas Kabupaten Klaten. Seperti yang dikutip oleh media online solopos.com, pada hari Senin (08-07-2024), Seorang siswa berpredikat sebagai Ketua OSIS meninggal dunia usai diceburkan ke kolam oleh teman-temannya saat merayakan ulang tahun. Insiden meninggalnya Ketua OSIS tersebut akibat tersetrum di kolam ikan sekolah seusai mendapatkan kejutan ultah dari teman-temannya dengan ditaburi tepung dan diceburkan ke kolam.
Kepala Sekolah SMAN 1 Cawas Arik Sulistyorini, pun mengatakan “Kemarin itu spontanitas dari anak-anak merayakan ulang tahun (ketua OSIS), dipupuri tepung terus diceburin ke kolam. Iya murni spontanitas. Jadi ya mohon maaf kejadiannya seperti ini. Ini di luar kuasa sekolah. Ini bukan berarti sekolah cuci tangan, tidak. Hanya sekolah tidak menyangka bakal sampai terjadi seperti itu.”
Sudah menjadi tren di masyarakat merayakan kejutan di hari ulang tahun, apalagi dikalangan pelajar atau remaja. Perbuatan spontanitas tersebut pasti ada faktor yang ditiru dari kejadian tersebut, karena remaja mudah sekali meniru apa yang ditontonnya.
Perbuatan itu dilakukan karena kurangnya pengetahuan keislaman. Hal tersebut mereka lakukan karena tidak ada pemikiran mendalam dalam bertindak, baik atau buruknya. Dan tidak ada pemahaman kaidah berpikir dan beramal, menjadikan mereka berbuat tanpa mencari tahu apa hukum dan tujuan dari perbuatan yang dilakukan.
Karena sistem pendidikan yang diterapkan saat ini, sistem pendidikan yang berorientasi pada capaian nilai akademik, bahkan dirancang ketika bersekolah targetnya adalah bisa menghasilkan materi
Hal ini, tidak lepas dari sistem kapitalis yang diemban oleh negara. Namun akhlak, moral, dan tingkah laku generasi kita telah lepas kontrol, sehingga banyak generasi yang pintar, pandai, sukses secara materi, tetapi lemah moral dan akhlaknya.
Ini berlangsung secara terus menerus dan berulang, selain itu faktor teknologi yang makin berkembang. Maka tidak bisa kita pungkiri kemajuan zaman saat ini memudahkan kita dalam mengakses informasi. Namun di sisi lain, tidak ada pengaturan informasi yang dapat membentengi dari kejahatan dan kemaksiatan, teknologi justru bisa menjadi racun bagi generasi. Tayangan-tayangan tentang gemerlapnya para artis, tokoh ternama, dan lain sabagainya, misalnya ketika sedang merayakan ulang tahun dengan pesta pora dan memberikan surprise, bebas dikonsumsi oleh siapa pun yang dapat mengaksesnya sehingga terpikir untuk meniru.