OpiniOpini

Kasus HIV-AIDS meningkat di SULTRA, Cukuplah di selesaikan sekedar edukasi?

146
×

Kasus HIV-AIDS meningkat di SULTRA, Cukuplah di selesaikan sekedar edukasi?

Sebarkan artikel ini

 

Oleh: Rasyidah (Pegiat Literasi)

 

Dilansir oleh TRIBUNNEWSSULTRA.COM,(10/12/2024) Kasus HIV alias Human Imunodeficiency Virus dan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrom) di Sulawesi Tenggara (Sultra) tercatat mencapai 567 orang hingga Oktober 2024.

 

Data ini disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Sultra, Usnia, dalam kegiatan peringatan Hari AIDS Sedunia yang digelar di Kota Kendari, Usnia mengatakan 567 kasus tersebut tersebar di 17 kabupaten dan kota di Sultra, dengan jumlah tertinggi berada di Kota Kendari sebanyak 266 orang.

 

Kemudian, posisi kedua ditempati oleh Kota Baubau sebanyak 103 orang

Sedangkan kabupaten lainnya yakni Konawe mencatat sebanyak 15 orang, Muna Barat 13 orang, Buton Selatan 15 orang, Konawe Selatan 5 orang, Buton 20 orang, Wakatobi 25 orang, Buton Utara 1 orang.

 

Lalu, Bombana 9 orang, Kolaka 48 orang, Buton Tengah 25 orang, Muna 16 orang, Konawe Kepulauan 3 orang, dan Kolaka Timur 3 orang.

 

Sementara, Kabupaten Konawe Utara dan Kolaka Utara tercatat sebagai dua wilayah yang belum terdapat kasus HIV AIDS sepanjang tahun ini. “Dalam peringatan Hari AIDS Sedunia yang dihadiri oleh pelajar di Kendari kami ingin meningkatkan pemahaman mereka terkait bahaya HIV AIDS,”.

“Sehingga mereka dapat membantu melaporkan warga atau teman mereka yang terindikasi untuk diperiksa, dan jika terdeteksi, dapat segera dilakukan pengobatan dan edukasi lebih lanjut,” lanjut Usnia.

 

Dalam kesempatan yang sama, Usnia juga mengedukasi para pelajar terkait tata cara penemuan kasus secara dini untuk memutus rantai penularan HIV AIDS.

 

Selain itu, untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pemeriksaan dan pengobatan dini bagi yang terkontaminasi.

“Harapan kami, angka kejadian HIV AIDS di Sultra, khususnya Kota Kendari, dapat menurun, dan kesadaran masyarakat terkait kesehatan mereka bisa lebih ditingkatkan.

 

Persoalan terkait kasus HIV-AIDS merupakan permasalahan yang sudah menjamur di tengah masyarakat. Tentu, permasalahan ini adalah bentuk gambaran mayoritas manusia yang terjerat penderita HIV dan AIDS adalah mereka yang terjerat melakukan kemaksiatan yakni di ranah perzinahan dan hubungan seksual secara bebas dengan yang bukan pasangan dalam ikatan yang sah, pernikahan. terlebih lagi, kepada mereka yang melakukan hubungan seksual antara sesama laki-laki atau antar sesama perempuan.

 

Penyebaran virus HIV-AIDS, terhadap penderita tersebut. Tentu untuk meminimalkan penyebarannya tidak hanya sekedar melakukan edukasi di tengah permasalahan yang marak terjadi ini. Oleh karena itu, tidak heran jikalau kasus ini makin bertambah terlebih lagi khususnya di Sulawesi tenggara Kendari dan Baubau. karena solusi yang ditawarkan oleh pemerintah saat ini bukan mencari akar masalah yang dihadapi dan juga solusi yang ditawarkan tidak tepat sasaran. Alhasil, permasalahannya akan terus berkembang menyebar ke mana-mana.

 

Meningkatnya kasus HIV-AIDS yang terjadi di kota Kendari-Baubau adalah gambaran dari tatanan kehidupan yang tidak diatur dengan aturan yang baik dan benar. Selain itu, permasalahan meningkatnya kasus HIV-AIDS ini, di wilayah Sultra adalah buah dari sistem sekularisme-kapitalisme yang diterapkan oleh negara saat hari ini. Di mana, sistem yang di dalamnya bertujuan untuk memisahkan antara agama dan kehidupan sehari-hari baik di ranah pemerintahan maupun di kehidupan sosial lainnya, sehingga membuat manusia bebas melakukan apa saja dan merebaknya arus liberalisasi di tengah masyarakat makin membuat tambah atuh tak atuh pada dirinya sendiri.

 

Paham ide sekularisme-kapitalisme, merupakan paham yang hanya menganggap agama sebagai ritual peribadatan sementara faktor sosial bukan menjadi urusan agama. Agama tidak menembus ke hati manusia sehingga tidak merasakan rasa takut terhadap Allah untuk melakukan perkara yang mengundang kemaksiatan dan perbuatan larangan yang dilarang oleh agama.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *