Oleh. Alya Atikah
(Pelajar SMA Tahfidz Batola)
Genosida masih terus menyerang saudara-saudara muslimin di Palestina. Ketidakberdayaan negara dengan agama mayoritas membuat mereka harus kehilangan segalanya. Seperti yang kita ketahui, penyerangan masih terus dilancarkan oleh zionis Israel. Mereka terus membombardir tanah-tanah di kota Gaza.
Banyak warga sipil yang terkena dampaknya. Hampir puluhan ribu orang meninggal akibat serangan-serangan yang terus dilancarkan. Bahkan mereka terus memperkecil zona-zona aman untuk warga sipil kota Gaza. “Pasukan Zionis mengubah “zona kemanusiaan aman” menjadi tumpukan puing-puing dan abu, dan menyisakan hanya 9,5% wilayah yang disebut “zona aman” bagi warga sipil yang mengungsi” kata Pertahanan Sipil Palestina, pada Sabtu (24/8/2024). Menurut pernyataan yang dirilis otoritas tersebut, pada awal invasi darat Israel ke Gaza pada awal November 2023, pasukan Israel mengusir ratusan ribu warga sipil dari Gaza utara ke Gaza selatan, mengklaim daerah tersebut sebagai “zona kemanusiaan yang aman”. (Antaranews, 25-8-/2024)
Bukan hanya menyerang, mereka juga memblokade bahan makanan, air bersih, dan obat-obatan untuk warga sipil. Menurut kementerian kesehatan Gaza ,sekitar 60% obat-obatan esensial dan 83% pasokan medis di Gaza yang terkepung telah habis akibat perang yang terus berkecamuk serta kontrol dan penutupan perbatasan oleh Israel. Dalam sebuah pernyataan, kementerian memperingatkan krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam hal obat-obatan dan pasokan medis, serta mengutuk dampak parahnya terhadap kehidupan pasien dan korban luka. (Antaranews, 25-8-2024)
Keberhasilan Barat dalam mengubah ideologi dunia berimbas pada kaum Muslim sehingga mereka kehilangan simpati atas penderitaan saudaranya. Bahkan mereka menutup akses perbatasan antara kota Mesir dan Rafah dengan tembok yang kuat nan tinggi. Padahal tepat di sebelah tembok tersebut ada banyak warga Gaza yang mengungsi. Mereka kesulitan mencari makanan hingga kelangkaan obat-obatan.
Ketika Zionis Israel menyerang pengungsian tersebut, tembok perbatasan masih tetap berdiri kokoh. Ini bukan hanya perang antar negara, namun perang ini adalah perang ideologi. Syaikh Taqiyyuddin an Nabhani dalam kitab ‘Nidzamul Islam’ bab qiyadah fikriah menjelaskan bahwa metode (thariqah) berkuasa ideologi kapitalisme adalah dengan penjajahan. Maka tidak heran negara penganut ideologi Barat mendukung penuh atas penjajahan sekaligus pembunuhan terhadap kaum muslimin di Gaza.
Mereka memfokuskan serangan bukan kepada Hamas, tetapi kepada ibu generasi dan generasi penerus Islam. Penerapan ideologi kapitalisme telah membawa kehancuran yang mendalam bagi umat dunia. Sistem kapitalisme adalah sistem yang merusak yang mampu membungkam kaum muslimin untuk tidak peduli kepada saudaranya. Padahal Rasulullah saw. telah bersabda “perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal mencintai, menyayangi, dan mengasihani bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan panas (turut merasakan sakitnya). (HR. Bukhari dan Muslim).
Jadi seharusnya kaum muslimin saat ini juga ikut berjihad mengusir penjajah dari tanah Palestina. Apalagi dulunya Baitul Maqdis adalah kiblat pertama umat Islam yang harus dijaga dari tangan-tangan kotor Zionis Israel. Namun karena sekarang dunia menganut paham sekularisme yang tatanan hidupnya terpisah dari aturan agama.
Berbeda dengan sistem Islam, yang mengajak umatnya untuk selalu peduli, mengatur tatanan hidup hingga tatanan negara dengan hukum syariat. Kaum muslimin akan hidup dalam kemuliaan dan keamanan. Di mana hukum tersebut datang dari Allah Swt, yang tidak ada campur tangan manusia di dalamnya. Namun syariat Islam akan bisa diterapkan sempurna jikaakan ditegakkan oleh daulah Islam.
Daulah Islam akan senantiasa melindungi rakyatnya. Jika ada penjajahan seperti yang dilakukan oleh Zionis Israel, daulah Islam akan menyerukan jihad untuk membebaskan kaum muslimin. Namun saat ini daulah Islam belum ada, maka dari itu dibutuhkan kesadaran di tengah umat untuk membangun kembali aulah Islam seperti yang dulu ditegakkan oleh Rasulullah di Madinah.
Maka jadilah salah satu individu yang bergabung dalam kelompok dakwah ideologis, yang menyadarkan dan membimbing umat untuk membangun dan melanjutkan kembali kehidupan Islam yang pernah dibangun Rasulullah saw. agar semua ajaran Islam bisa diterapkan dengan sempurna, keselamatan dan keamanan kaum Muslim bisa terjaga.