Opini

Kapitalisme: Melahirkan Gaya Hidup Komsumtif

104
×

Kapitalisme: Melahirkan Gaya Hidup Komsumtif

Sebarkan artikel ini

Oleh Ummu Muthya
Ibu Rumah Tangga

Bendungan bugel yang berada di jalan Sukarame Ranca Bango, Desa Cimekar, Kecamatan Cileunyi kembali dipenuhi sampah yang umumnya berasal dari pembuangan rumah tangga. Keberadaanya menghambat aliran air sungai dan mengakibatkan bau busuk, sehingga pemandangan yang nampak sangat kumuh dan jorok.

Aliran sungai yang berasal dari wilayah Rancaekek, Cileunyi hingga Sumedang tersebut ketika musim hujan tiba akan tertahan di tanggul tersebut. Menurut Saeful, salah seorang warga mengatakan bahwa hal ini sudah biasa terjadi bahkan seolah telah menjadi langgananlangganan. Ia merasa percuma dibersihkan jika pemikiran warga masih belum sadar akan kebersihan. (Detikjabar .24/11/2024)

Masalah sampah menjadi salah satu penyebab banjir. Tumpukannya baik organik maupun anorganik menyebabkan penyumbatan dam atau kali, sehingga terjadi luapan saat musim hujan tiba. Limbah sisa-sisa makanan ataupun yang lainnya tumpah mengotori jalan.

Selain karena masih rendahnya kesadaran masyarakat , kebiasaan membuang sampah sembarangan terjadi juga karena tidak tersedianya tempat pembuangan atau petugas yang telat mengambilannya. Sebagian masyarakat berpikir pendek, menjadikan sungai sebagai solusi karena dinilai lebih praktis dan gratis.

Masalah sampah belum sepenuhnya menjadi perhatian, baik pemerintah maupun rakyat. Sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) gerakan sosial yang fokus pada masalah lingkungan terus menyerukan masyarakat agar sadar akan lingkungan bersih. Sejumlah gagasan dan langkah taktis pun bermunculan, namun problem limbah tak kunjung usai.

Menumpuknya sampah tidak bisa dilepaskan dari gaya hidup konsumtif dan ingin praktis. Berbagai kemasan air minum maupun makanan mendominasi tumpukan sampah. Sebagian pegiat lingkungan ada yang menyerukan untuk hidup minimalis. Sayangnya, meski kampanye gaya hidup minimalis ini mulai tren, tetapi gerakan tersebut harus berhadapan dengan prinsip ekonomi kapitalisme yang justru mendorong orang untuk hidup konsumtif.

Parahnya, media turut berperan dalam memengaruhi dan memfasilitasi gaya hidup konsumtif masyarakat. Terlebih, saat ini dunia digital juga menawarkan berbagai kemudahan untuk bertransaksi. Alhasil, konsumerisme didukung oleh transaksi mudah, tanpa harus keluar rumah.

Masalah sampah tidak akan pernah selesai sebab masyarakat kapitalistik sulit memilih mana kebutuhan dan mana keinginan. Gaya hidup konsumtif, mendorong mereka untuk memenuhi apapun yang mereka inginkan dan mengabaikan faktor kebersihan yang jelas berdampak langsung pada lingkungan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *