Oleh : Hafizah D.A., S.Si.
Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Balikpapan menggelar kegiatan pengembangan Kampung Moderasi. Kegiatan yang dilaksanakan di Aula Kecamatan Balikpapan Tengah pada tanggal 25 November 2024 ini merupakan bentuk implementasi penguatan moderasi sekaligus untuk mendukung pencapaian sasaran penguatan program. Diputuskan yang menjadi proyek percontohan adalah wilayah yang berada berada di 2 kecamatan, yaitu Kecamatan Balikpapan Tengah dan Balikpapan Utara. (http://www.kaltimpost.id, 26/11/2024)
UPAYA TOLERANSI DAN DERADIKALISASI
Kampung Moderasi adalah pembentukan suatu wilayah yang terdiri dari masyarakat yang majemuk suku dan agamanya, tetapi memiliki tingkat kerukunan yang baik. Diharapkan ada kesadaran bersama untuk menjaga Kota Balikpapan agar kondusif dan nyaman dihuni. Gerakan yang disebut dalam rangka melawan intoleransi dan radikalisasi ini, diwujudkan dengan cara menghormati kebebasan beragama dan berpendapat serta menghindari perilaku diskriminatif yang memecah belah bangsa. Demikianlah seperti yang dipaparkan oleh narasumber Dekan FKIP UNIBA, Sugianto. (http://www.kaltimpost.id, 26/11/2024)
Sedangkan menurut narasumber lain wakil dari Badan Intelijen Negara (BIN), Abi Muhammad, moderasi diwujudkan dalam bentuk gerakan kontra propaganda paham radikal. Menurutnya, hal tersebut penting dilakukan untuk mencegah berkembangnya paham radikalisme di masyarakat. (http://www.kaltimpost.id, 26/11/2024)
Tetapi, seperti apakah sebenarnya definisi intoleransi dan radikalisme? Siapakah sebenarnya yang menjadi sasaran program toleransi dan kontra radikalisme ?
MUSLIM MODERAT
Sumber dari diadopsinya proyek moderasi beragama di Indonesia berasal dari lembaga think-thank Amerika Serikat (AS), yaitu RAND Corporation. Lembaga ini merilis buku berjudul Building Moderate Muslim Network di tahun 2007. Di situlah secara jelas politik Barat AS mengotak-ngotakkan gerakan-gerakan Islam dunia menjadi 4 bagian : Islam tradisional, fundamental, radikal, dan moderat. Keempatnya dijelaskan saling menegasikan satu dengan lainnya.
Mulailah proyek global kontra radikalisme AS dengan sasaran siapa saja yang memiliki ide pemikiran ataupun pergerakan anti-Barat. Mereka yang anti-liberalisme, anti-permisivisme, anti-feminisme, anti-pluralisme, anti-sinkretisme, anti-inklusivisme, pro-penegakan syariat Islam dengan mudahnya dituding sebagai intoleran dan radikal. Begitu juga muslim yang berpegang teguh pada aqidahnya dan ingin taat menjalankan ajaran agama pun menjadi sasaran tuduhan.
Inilah sebenarnya yang menjadi inti gerakan moderasi beragama. Yaitu memiliki misi melanggengkan nilai-nilai sekuler dan memperpanjang kekuasaan ideologi kapitalisme itu sendiri. Muslim yang pro ideologi kapitalisme diberi pujian sebagai muslim moderat. Maka, umat pun jatuh dalam perangkap perang pemikiran Barat. Berkelahi dalam tubuh sendiri, sementara memihak dan bermuka manis pada ide yang bertolak belakang dengan aqidah Islam.
ISLAM INFERIOR
Negeri ini pada akhirnya memasukkan proyek muslim moderat ke dalam program moderasi beragama yang menjadi program amanah RPJMN 2020-2024. Dengan standar dan cara pandang ideologi sekuler-kapitalisme, program ini memiliki 4 indikator moderasi beragama. Antara lain cinta tanah air, toleransi tinggi, antikekerasan, dan akomodatif terhadap budaya lokal.