Opini

Jilbab Identitas Seorang Muslimah

510
×

Jilbab Identitas Seorang Muslimah

Sebarkan artikel ini

 

Oleh Susi Mariam Mulyasari, S. Pd. I

Pegiat Literasi

Sedang ramai menjadi perbincangan saat ini berita bahwa BPIP (Badan Pembinaan Ideologi Pancasila) mewajibkan pencopotan jilbab bagi Paskibraka putri 2024. Padahal dalam kesehariannya 18 Paskibraka tersebut mengenakan jilbab (hijab), salah satunya adalah perwakilan dari Aceh misalnya.

Diperkuat dengan pernyataan dari Pembina Paskibraka Nasional 2021. Yaitu, Irwan Indra menuding, kewajiban copot jilbab bagi Paskibraka perempuan merupakan ulah BPIP.

“Pasti BPIP, karena sekarang yang bertanggung jawab mengurusi Paskibraka 2024 adalah BPIP,” ujar Irwan. (Mengutip Republika, 16/8/2024)

Ironis bukan, pelarangan jilbab terjadi di negara yang mayoritas beragama Islam. Di mana seharusnya hijab (kerudung) bukan menjadi halangan bagi setiap muslimah untuk melakukan aktivitas ataupun profesi apapun. Pada kenyataannya tidak pernah hijab (kerudung) membuat seseorang tidak produktif.

Inilah bukti betapa sulitnya ketaatan terhadap syariat Islam dalam sistem kapitalis yang berasas kan sekulerisme (pemisahan agama dari kehidupan). Di mana kita dikondisikan untuk tidak menjadikan apapun yang kaitannya dengan prinsip agama menjadi bagian dari kehidupan kita, sekalipun sebenarnya perkara itu adalah urusan ketaatan kita sebagai seorang hamba kepada Allah SWT itu sangat sulit diterapkan di sistem sekulerisme saat ini.

PadahalĀ  bagi seorang muslimah hijab (kerudung) itu bukan hanya sekadar pakaian ataupun penutup kepala, akan tetapi itu komitmen ketaatan terhadap syariat Islam yang diperintahkan oleh Allah SWT yang tidak semudah itu dilepas ataupun dibuka. Karena itu bagi setiap muslimah yang di mana tujuan hidupnya adalah beribadah kepada Allah SWT, maka menutup aurat adalah bagian dari ibadah yang wajib dilaksanakan.

Allah SWT berfirman:

“Katakanlah kepada para wanita yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak darinya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya….” (Qs. An nur : 31)

Sehingga bagi setiap muslimah menutup aurat dengan memakai hijab (kerudung) adalah komitmen atas keimanan dia kepada Allah Swt. Oleh karena itu pantas lah apapun alasannya terutama jika itu keluar menjadi sebuah kebijakan dari seorang pemimpin yang justru menjauhkan umat dari syariat-Nya maka tidak boleh ditaati, bahkan harus ditentang dan diingatkan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *