Opini

Jaminan Makanan Halal dan Toyyib, untuk Generasi

109
×

Jaminan Makanan Halal dan Toyyib, untuk Generasi

Sebarkan artikel ini

 

Oleh Sujilah
Pegiat Literasi

Bagi bangsa manapun, kebutuhan pangan adalah salah satu kebutuhan dasar yang sangat penting. Pangan yang lengkap dan bernutrisi dapat mencukupi kebutuhan tubuh, menjaga kesehatan, serta memberikan kekuatan dan kemampuan untuk berpikir dan beraktivitas. Hal ini akan mendukung tumbuh kembang anak yang berkualitas.

Dilansir dari media Visi.News.com, pada 7 November 2024, Pemerintah Kabupaten Bandung melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dispakan) bekerja sama dengan Indomaret dan SGM Eksplor menyelenggarakan seminar mengenai pentingnya asupan makanan bergizi untuk anak di Desa Rancatungku, Kecamatan Pameungpeuk.

Seminar ini bertujuan untuk mendukung tumbuh kembang anak menuju Indonesia Emas 2045, di mana 325 paket makanan bergizi untuk balita dibagikan. Selain itu, dilakukan pemeriksaan zat besi secara gratis dan sosialisasi keamanan pangan di sekolah-sekolah, termasuk SMPN 3 Baleendah, untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya memilih makanan sehat dan menghindari pemborosan makanan.

Pentingnya edukasi mengenai konsumsi makanan bergizi memang tidak dapat dipungkiri, namun langkah selanjutnya yang lebih penting adalah memastikan bahwa masyarakat memiliki akses yang nyata terhadap pangan bergizi tersebut.

Saat ini, banyak masyarakat yang kesulitan untuk memperoleh asupan gizi yang cukup bukan karena ketidaktahuan, tetapi karena kondisi ekonomi yang sulit. Kemiskinan dan lonjakan harga bahan pokok telah membuat sebagian besar rakyat hanya mampu membeli makanan yang terjangkau, meskipun itu tidak memenuhi kebutuhan gizi yang seharusnya.

Akses pangan yang sulit saat ini merupakan dampak nyata dari sistem ekonomi kapitalisme yang menempatkan harga sebagai penentu utama dalam distribusi sumber daya, termasuk pangan.

Ketika harga pangan naik dan melambung tinggi, hanya mereka yang memiliki cukup uang yang bisa memperoleh akses ke pangan bergizi dan cukup. Sementara itu, masyarakat miskin yang tidak mampu membeli pangan dengan harga tinggi terpaksa mengonsumsi apa adanya, yang sering kali kurang bergizi dan tidak memadai untuk kesehatan.

Hal ini memperburuk kesenjangan sosial dan ketidaksetaraan, karena mereka yang berada di lapisan ekonomi rendah semakin terpinggirkan dan tidak bisa mengakses kebutuhan dasar mereka.

Dalam sistem kapitalisme, distribusi barang dan jasa, termasuk pangan, ditentukan oleh mekanisme pasar yang mengutamakan keuntungan, bukan kebutuhan dasar masyarakat. Ini berarti pangan yang seharusnya menjadi hak asasi manusia, menjadi komoditas yang hanya dapat diakses oleh mereka yang memiliki daya beli.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *