Oleh Ummu Syifa
Aktivis Muslimah
Persoalan sampah di kota Bandung termasuk persoalan yang vital yang harus segera diselesaikan. Betapa tidak, selain mengganggu pemandangan lingkungan, sampah juga mengeluarkan bau busuk yang berpotensi menimbulkan penyakit dan pencemaran. Oleh karena itu, berbagai upaya dan cara terus dicoba dan diwujudkan untuk menyelesaikannya.
Salah satu program yang kini dijadikan percontohan di kota Bandung adalah digalakkannya program Abah Timi (Abdi Milah Sampah ti Bumi) oleh Kelurahan Antapani Tengah yang bertujuan untuk membiasakan warga memilah sampah sejak dari rumah. Program ini mendapat sambutan baik dari warga dan dianggap sangat bagus untuk diterapkan. Selain itu, program ini juga mendukung gerakan Kang Pisman (kurangi, pisahkan, manfaatkan) yang sudah terlebih dahulu dicanangkan Pemerintah Kota Bandung sejak 2019. (Bandung go.id, 4/10/2024).
Jika kita cermati, penyelesaian masalah sampah ini tidak akan membuahkan hasil jika hanya sekedar dalam pembahasan dan tataran teknis saja. Masalah sampah ini terkait dengan pandangan hidup. Sistem kapitalisme sekuler yang diterapkan di negeri ini telah melahirkan sikap individualisme sehingga sangat sulit mengarahkan masyarakat untuk memiliki kesadaran akan pentingnya kebersihan.
Selain itu, gaya hidup konsumerisme di masyarakat memiliki andil dalam menambah sampah semakin banyak. Seperti tren berbelanja membeli barang bukan untuk kebutuhan melainkan memenuhi keinginan.
Di sisi lain, pemerintah dalam menyelesaikan sampah hanya berkutat pada program-program teknis, pendanaan yang tidak maksimal, dan jika pun ada pelatihan, dan edukasi hanya menyentuh sebagian masyarakat saja bukan seluruhnya. Ini jelas selama pandangan dan sistem kapitalisme sekuler tegak tidak akan mampu menuntaskan persoalan sampah dengan sempurna.
Berbeda dengan Islam. Islam memiliki pandangan bahwa kebersihan adalah sesuatu yang harus diwujudkan. Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah Swt. itu suci dan menyukai hal-hal yang suci, Dia Maha Bersih yang menyukai kebersihan, Dia Maha Mulia yang menyukai kemuliaan, Dia Maha Indah yang menyukai keindahan, karena itu bersihkanlah tempat-tempatmu.” (HR Tirmidzi).