Opini

IRONI NASIB BURUH DALAM SISTEM KAPITALISME

172
×

IRONI NASIB BURUH DALAM SISTEM KAPITALISME

Sebarkan artikel ini

Oleh: Iria Trisna
(aktivis Muslimah Deli Serdang)

Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) merespon positif aksi demontrasi yang akan di gelar mulai hari ini, kamis (24-10-2024).

Dilansir dari CNBC Indonesia- Perubahan kenaikan upah minimum sedang panas- panasnya belakangan ini. Ketua Komite Ketenagakerjaan Asosiasi Indonesia Sinchan Gatot mengungkapkan bahwa mulai dari sabtu-minggu hingga senin Dewan pengupahan Nasional sudah melakukan sidang, bahkan di hari Minggu menteri ada rapat khusus Dewan semua membahas soal pengupahan bagi buruh.

Dari waktu- ke waktu masalah kesejahteraan kaum buruh tidak kunjung membaik. Kemiskinan masih menjadi masalah mendasar, bahkan menjadi masalah yang menimpah hampir seluruh rakyat negeri ini. Tak bisa dipungkiri, beban rakyat semakin berat dengan adanya kebijakan pemimpin yang meliberalisasikan pos- pos krusial kehidupan, seperti pendidikan, kesehatan dan transportasi.

Ditambah lagi dengan eksploitasi pengelolaan sumber daya alam yang menjadi nasi ekonomi seperti listrik, BBM, dan air bersih yang seharusnya meringankan beban hidup rakyat, malah diprivatisasi oleh korporat kapital negara hingga membuat kaum buruh dan nyaris semua lapisan masyarakat semakin sulit mendapatkannya karena harga yang semakin mahal.

Dan kondisi ini diperparah dengan melangitnya harga-harga kebutuhan pokok, yang dipicu dari banyak nya impor dan impor lagi, adanya berbagai pungutan pajak yang tarifnya semakin tinggi, semakin menambah beban rakyat yang sudah sangat berat.

Ketika sistem kehidupan tidak berpedoman pada aturan Ilahi Robbi, dan berpijak pada sistem kapitalisme sekularisme, maka kaum buruh tidak akan pernah hidup berkeadilan dan sejahtera. Sebab, kepengurusan negara terhadap rakyatnya seperti hubungan pekerja dengan perusahaan, yang hanya berasas untung dan rugi semata, kondisi ini membuat nasib kaum buruh terpinggirkan, pada kenyataannya negara lebih mengutamakan kepentingan pengusaha, yang akhirnya berimbas buruk pada nasib kaum buruh.

Tuntutan kaum buruh yang selalu digaungkan tiap tanggal 1 Mei seakan angin yang lewat begitu saja. Para pemangku kekuasaan negara yang menerapkan sistem Kapitalisme telah abaikan terhadap kesejahteraan kaum buruh, bahkan terhadap rakyat secara umum. Terbukti kebutuhan dasar publik( kesehatan, pendidikan, keamanan) masih sulit terjangkau. Harga-harga kebutuhan pokok pun masih terus melambung, terlebih menjelang lebaran, mahalnya tarif dasar listrik, BBM dan lain-lain. Semakin menambah beban rakyat dan belum lagi berbagai pajak yang diberlakukan negara, lengkap sudah penderitaan dan menyengsarakan rakyat

Islam Solusi Paripurna

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *