Oleh : Halida Almanuaz
(Aktivis Dakwah Muslimah Deliserdang)
KOMPAS.com Hari Anak Sedunia diperingati setiap tahunnya pada tanggal 20 November. Tahun ini, Hari Anak Sedunia ini jatuh pada Rabu (20/11/2024). Dilansir dari laman Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF), tema Hari Anak Sedunia 2024 adalah “Listen to the Future (dengarkan masa depan)”. Tema ini mendorong dunia untuk secara aktif mendengarkan harapan, impian, dan visi anak-anak untuk masa depan, serta mempromosikan hak anak untuk berpartisipasi.
Anak-anak harus diberdayakan untuk menyuarakan pendapat mereka tentang dunia yang ingin mereka tinggali,. Hal itu kemudian menjadi tanggung jawab bersama bagi masyarakat dunia untuk mendengarkan dan mendukung visi mereka. Peringatan ini menandai peringatan Konvensi Hak Anak dan menjadi ajakan bagi sekolah, masyarakat, dan lembaga untuk terlibat dan mendukung anak-anak.
Pada 1946, Majelis Umum PBB membentuk UNICEF sebagai badan internasional yang mengelola dana bagi anak-anak di seluruh dunia, terutama di negara-negara berkembang. Misi utama UNICEF untuk membela hak-hak anak dan percaya bahwa anak-anak mempunyai hak sama untuk tumbuh di lingkungan yang aman dan inklusif.
Deklarasi ini ditujukan untuk mempromosikan kebersamaan bersifat internasional untuk memperbaiki kesejahteraan anak-anak sedunia. Kemudian pada 20 November 1959, Majelis Umum PBB dalam Sidang ke-841, mengadopsi Deklarasi Hak Anak yang mempunyai 10 asas demi melindungi hak-hak anak seperti pendidikan, lingkungan yang suportif, serta hak atas jaminan kesehatan. Barulah pada 20 November 1989, menjadi awal lahirnya perayaan Hari Anak Sedunia setiap tahun. Dan pada 20 November 1990, Peringatan Hari Anak Sedunia pertama, sekaligus peringatan bagi Majelis Umum PBB mengadopsi Deklarasi dan Konvensi Hak Anak.
Dalam peringatan HAN 2024, persoalan dampak negatif internet termasuk didunia digital sekarang, anak-anak berhadapan dengan dampak negatif teknologi, seperti kecanduan internet, kejahatan online, dan kekerasan seksual di dunia maya.
Melihat berbagai fakta ini, tentu kita layak mempertanyakan tema HAN ke-42 ini, sejauh manakah dunia mampu memberikan perlindungan pada anak ? Setiap tahun HAN diperingati, tetapi setiap tahun pula persoalan anak bertambah, tidak terselesaikan.
Peringatan Hari Anak Sedunia hanya selebrasi.
Apalagi, banyaknya korban anak dalam konflik dua negara adalah hal yang ironis di tengah peringatan Hari Anak Sedunia tahun ini. Peringatan Hari Anak sedunia 20 Nopember ini sudah dilakukan sejak 1989 bertepatan dengan Deklarasi Hak-Hak Anak oleh Majelis Umum PBB.
Bahkan, sejak 1990, Hari Anak Sedunia juga menjadi peringatan bagi Majelis Umum PBB saat mengadopsi Deklarasi dan Konvensi tentang hak-hak anak. Nyata peringatan ini sejatinya dilakukan untuk mewujudkan perlindungan anak secara nyata.
Namun faktanya sungguh sangat miris. Karena setelah 34 tahun konvensi diadopsi, hak anak untuk hidup aman dan hidup tenang belum terpenuhi khususnya pada anak-anak Palestina dan Ukraina,Suriah.