Oleh: Nurhidayati Hamzah
Resesi seks adalah istilah yang digunakan media untuk menjabarkan fenomena berkurangnya jumlah orang yang aktif secara seksual. Fenomena ini menjadi pebincangan utama dunia lantaran banyak negara yang terindikasi mengalami Resesi seks ini. Misalnya seperti Jepang, Korea selatan dan China. Hal ini menjadi sebuah masalah baru mengingat tren childfree juga sedang masif dan paling banyak menimpa pemuda Generasi Z. Alhasil tidak menutup kemungkinan Indonesia akan turut terdaftar menjadi negara berikutnya yang akan mengalami gelombang Resesi seks yang mengerikan ini.
Berbicara Resesi seks atau Sex Recession paling umum dan wajar dikaitkan dengan kasus pernikahan. Misal Indonesia dengan sifat kulturalnya adalah pasangan laki-laki dan perempuan menikah untuk melanjutkan keturunan, hal ini didukung juga mayoritas penduduk yang beragama Islam. Adanya resesi seks menunjukan, meskipun terjadi pernikahan namun banyak pasangan memilih untuk tidak memiliki anak atau childfree dan hal ini mulai digiatkan oleh aktivis feminis.
Resesi seks yang menyasar pada kawasan Asia Timur ini dikaitkan dengan fakta peneliti yang menemukan tingginya tingkat ketidakaktifan seks pada Generasi Z (bbc.com). Singapura menjadi negara dengan angka kelahiran terendah yaitu 1,1 % jauh di bawah replacement rate. Memang Indonesia masih dikatakan jauh dari arus resesi seks melihat jumlah kelahiran bayi yang masih dikatakan tinggi tetapi yang terjadi sebenarnya Indonesia juga mengalami penurunan angka kelahiran. Menurut data World Population Prospects angka kelahiran Indonesia sudah berkurang 30,64% selama periode 1990-2022.
~HEDONIS MENYASAR ANAK MUDA
Budaya barat yang masuk ke ranah pandangan hidup anak muda tentu sangat mengkhawatirkan. Tren hedonistik yang menganggap semua gaya hidup baru boleh diikuti tanpa melihat sisi negatif dan pandangan agama tentu akan menggagalkan potensi pemuda emas yang bermanfaat bagi umat. Terlebih kiblat gaya hidup anak muda selalu mengarah pada kafir barat memperjelas masa depan umat. Kehidupan yang serba bebas, mulai dari kasus hamil diluar nikah, pacaran, LGBT, narkoba dan judi online yang membludak lalu menghentikan sejenak waktu dan membuat kita bertanya-tanya bagaimana rusaknya generasi saat ini, dan akankah bisa diperbaiki?
Letak kerusakan Resesi seks sebagai salah satu fenomena buah pemahanan sekuler kapitalis adalah menjadikan anak muda menunda pernikahan, selain itu lambatnya pertumbuhan penduduk juga menjadi ancaman besar yang tidak bisa diremehkan. Bahkan tujuan awal pemerintah untuk menekan angka kelahiran dari program KB bisa kebablasan dan justru mengancam apabila angka kelahiran menjadi turun drastis.
Umat bahkan tidak perlu menunggu waktu lama terhadap dampak resesi seks yang akan menjulur ke seluruh dunia. Kepunahan akan terjadi sebab fitrah manusia untuk melanjutkan keturunan akan dihilangkan perlahan. Bisa kita simpulkan semua ini tidak timbul melainkan faktor pendukung sebagai pemeran utamanya. Faktor yang memengaruhi orang menunda pernikahan bahkan enggan memiliki anak meski sudah menikah bisa atas indikator ekonomi, pemicu stres menerus dari pekerjaan dan banyaknya tuntutan alhasil memengaruhi mental dan kualitas hubungan pasangan suami dan istri.