Opini

IBADAH HAJI DAN PERSATUAN SEJATI

247
×

IBADAH HAJI DAN PERSATUAN SEJATI

Sebarkan artikel ini

By : Sari Setiawati

Tiga juta lebih kaum Muslim dari segenap penjuru dunia telah selesai menunaikan ibadah haji. Mereka berkumpul di tanah suci untuk melaksanakan ibadah haji di Baitullah, Mekkah Al Mukaromah. Ibadah haji tentu terkait erat dengan kegiatan jamaah haji wukuf di Arafah atau Hari Arafah (tanggal 9 Dzulhijjah), yang penentuan awal bulan Dzulhijjahnya seharusnya tidak diputuskan berdasarkan otoritas masing-masing pemimpin negeri kaum Muslim, tetapi wajib berdasarkan pengumuman Amir Makkah‌. Sehingga sudah seharusnya kaum Muslim bersatu dalam pelaksanaan Idul Adha sebagaimana mereka bersatu dalam pelaksanaan ibadah haji. Demikian seperti yang pernah terwujud pada masa Nabi saw. dan Khulafaur-Rasyidin.

Ibadah haji adalah salah satu melting point atau titik lebur kaum Muslim. Semua Muslim dari berbagai penjuru dunia, dari segala suku bangsa, bahasa dan warna kulit menyatu dalam suasana penuh keharuan dan kekhusyukan di hadapan Allah Yang Maha Perkasa. Tak tampak lagi perbedaan, termasuk strata sosial dan ekonomi, dalam pelaksanaan ibadah haji. Semua jama’ah berbusana kain ihram, melantunkan kalimat talbiyah, semata mengharap ridha Allah SWT. Semua sama-sama menggemakan keagungan syiar-syiar Allah SWT.

Hanya Islam-lah agama dan ideologi yang sukses meleburkan umat manusia dalam sebuah wadah pemersatu. Agama ini telah berhasil mengikat manusia selama belasan abad dalam sebuah ikatan mulia, yaitu ukhuwah islamiyah (persaudaraan Islam).

Karena itu, sungguh ironi jika seorang muslim tidak mau merasakan penderitaan yang tengah menimpa nasib sesama muslim. Saat ini Kita menyaksikan saudara-saudara kita di berbagai tempat ditimpa kemalangan luar biasa semisal, khususnya kaum muslim di Gaza Palestina yang terus berada dalam ancaman genosida zionis Yahudi.
Gaza dan Rafah sudah menjadi ladang pembantaian kaum Muslimin. Jenazah-jenazah bergelimpangan di jalan-jalan atau terkubur dalam reruntuhan gedung, sebagian lagi hancur berkeping-keping. Mereka menjadi korban kebiadaban zionis Yahudi. Lebih dari 40 ribu warga Gaza tewas akibat serangan biadab militer zionis. Semua fasilitas kesehatan hancur, penduduk Gaza terancam kelaparan yang diciptakan zionis Yahudi. Yang lebih menyedihkan lagi adalah sikap para penguasa Dunia Islam, yang hanya diam menyaksikan pembantaian demi pembantaian di Gaza. Sebagian dari mereka malah bersekutu dengan zionis Yahudi dengan membuka hubungan diplomatik dan perdagangan.

Dunia menyaksikan bagaimana penguasa Mesir, misalnya, bukan saja menolak kehadiran pengungsi Gaza, tetapi juga menolak membuka gerbang perbatasan agar kaum Muslim bisa memberikan bantuan kepada saudara seiman. Lebih menyedihkan lagi sebagian para pemimpin Dunia Islam justru melarang aksi dukungan terhadap Palestina dan menangkapi mereka. Bahkan mereka enggan menggerakkan pasukan militernya untuk melindungi kaum Muslim Palestina dan menyerang kaum Yahudi. Mereka malah menyandarkan pertolongan pada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), padahal mereka tahu bahwa badan internasional itu nyata berada dalam ketiak negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat, pendukung utama Zionis Yahudi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *