OpiniOpini

Hello World! Jangan Lupakan Anak Palestina!

76
×

Hello World! Jangan Lupakan Anak Palestina!

Sebarkan artikel ini

Oleh Irma Sari Rahayu

Kami hanya ingin bermain seperti anak-anak di negara lain. Jika anak-anak lain berhak bahagia, apakah kami tidak?”

Pernyataan bernada harap diiringi tangis pilu terucap dari bibir mungil seorang anak Palestina. Sambil menggendong adiknya yang terluka, gadis itu tak henti-hentinya berteriak meminta keadilan kepada dunia. Ia tak sendiri. Ribuan anak-anak Palestina lainnya pun berada dalam kondisi memprihatinkan.

Setahun lebih genosida Israel berlangsung atas rakyat Palestina. Puluhan ribu tewas, termasuk  anak-anak. Bagi yang masih hidup, tak lebih baik kondisinya. Anak-anak harus menjadi yatim piatu, cacat, dan kelaparan parah. Sungguh tragedi kemanusiaan akibat kebrutalan Israel yang tak dapar terjangkau oleh nalar terpampang nyata setiap hari.

Pada tanggal 20 November lalu diperingati sebagai Hari Anak Sedunia atau World Children Day. Bertemakan Listen to The Future, UNICEF dalam laman resminya, mendorong dunia untuk mendengarkan harapan, impian dan visi anak-anak untuk masa depan. Tak hanya itu, hak-hak anak untuk berpartisipasi  juga patut untuk dipromosikan. (cnnindonesia.com, 20-11-2024)

Sejarah Hari Anak Sedunia

Hari anak sedunia pertama kali diselenggarakan pada tahun 1954. Saat itu namanya adalah Universal Children’s Day. PBB melalui UNICEF ( United Nation International Children’s Emergency Fund) kemudian menetapkan peringatan Hari Anak Dunia menjadi 20 November. Tanggal 20 November ditetapkan sebagai peringatan Hari Anak sedunia karena Majelis Umum PBB mengadopsi Deklarasi Hak-hak Anak  tahun 1959. Di tanggal yang sama tajun 1959, Majelis Umum PBB juga mengadopsi Konvensi Hak-hak Anak atau CRC (Convention on The Right of the Child).

Konvensi ini adalah kesepakatan internasional pertama untuk melindungi hak-hak anak yang mencakup hak bertahan hidup, berkembang hingga perlindungan dari kekerasan dan ekploitasi. Sejak itulah, setiap tanggal 20 November diperingati sebagai Hari Anak Sedunia untuk mengajak dunia memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk didengar, diberdayakan dan berperan menciptakan masa depan sesuai keinginan mereka.

Sudahkah Dunia Mendengar Harapan Anak Palestina?

Kamis (21/11) PBB mengumumkan adanya lonjakan tiga kali lipat jumlah anak Palestina yang dibunuh tentara Israel di daerah Tepi Barat. Juru Bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan sejak 7 Oktober tahun lalu, rata-rata empat anak Palestina dibunuh di Tepi Barat. Sementara, Otoritas Kesehatan Palestina melaporkan per 29 September sekitar 17.000 anak Palestina kehilangan nyawa akibat serangan Israel di Jalur Gaza.

Sungguh ironis. Di tengah gegap gempita seruan untuk mendengarkan harapan dan impian anak-anak di seluruh dunia, nyatanya tak satu pun yang mendengar jeritan anak-anak Palestina. Tema Listen to the Future dalam perayaan Hari Anak Sedunia nyatanya hanyalah slogan kosong pemanis bibir.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *