Fira
Mahasiswa Telkom
Carolyn Turk yang merupakan director for indonesia and Timor Leste World Bank (Bank Dunia) telah mengatakan bahwa harga beras di indonesia tertinggi di seluruh ASEAN, harga eceran beras di indonesia konsisten dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya, konsumen indonesia telah membayar harga tinggi untuk beras. Maka hal tersebut, masyarakat mau tidak mau harus menambahkan lebih banyak dari penghasilannya untuk kebutuhan pangan, terutama beras karena itu bahan pokok. Carolyn juga mengungkapkan petani indonesia memiliki lahan kurang dari dua hektar, sekitar 87% . Dari Badan Pusat Statistik (BPS) telah mendapatkan hasil survey dari survei terpadu pertanian 2021. Hasilnya yaitu para petani kecil memiliki pendapatan rata-rata kurang dari USD1 sehari atau USD341 dalam kurun waktu satu tahun.
mengapa harga beras di indonesia bisa naik sedangkan para petani kurang dalam mendapatkan penghasilan? Ada beberapa faktor yang menyebabkan harga beras bisa naik lebih tinggi dikutip melalui sumber muslimah news :
Masalah biaya produksi pada petani, menurut pendapat Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) Rahmi Widiriani mengatakan biaya produksi beras meningkat agar petani bisa mendapatkan keuntungan yang layak dari hasil pertanian mereka. Faktanya, biaya produksi petani semakin tinggi seperti pupuk, bibit, dan lain sebagainya sehingga penghasilan yang didapatkan oleh petani tidak cukup.
masalah rantai distribusi dari produsen ke konsumen cukup panjang. Ini menyebabkan harga beras di tingkat konsumen akhir tidak mencerminkan tingkat kesejahteraan petani.
sektor pertanian dikuasai oligarki dari hulu ke hilir. Petani bermodal kecil dengan lahan sawah dan teknologi seadanya akan tergeser oleh pemilik usaha pertanian bermodal besar yang memiliki lahan berhektare-hektare yang ditunjang teknologi pertanian yang canggih.
meningkatnya harga beras dipengaruhi oleh kebijakan negara yang membatasi impor beras. Jika tidak impor, ketersediaan beras dalam negeri akan berkurang sehingga menaikkan harga beras di pasaran. Kebijakan impor beras kurang efektif, Dengan kebijakan yang memudahkan impor, ketahanan pangan nasional Indonesia terancam.
Dalam islam, menempatkan ketahanan pangan merupakan salah satu dalam pertahanan negara dan kesejahteraan rakyat. Sistem ketahanan tidak hanya dari pertahanan melalui militer tetapi yang paling utama yaitu bagaimana caranya agar negara bisa memiliki pertahanan pangan di dalam negara untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya. Pada masa kekhalifahan umar bin khatab ra telah menerapkan inovasi mengenai irigasi tang dapat mengairi area persawahan dan perkebunan. Selain itu, pada kawasan delta sungai di Eufrat & Tigris hingga ke daerah rawa yang bisa di ubah lalu dikeringkan menjadi lahan pertanian. Kebijakan tersebut diteruskan hingga masa kekhilafahan Bani Ummayah. Maka dari itu, sistem pangan dalam islam harus dilakukan secara mandiri, tersister, terstruktur, dan berdikari. Negara Khilafah akan menetapkan kebijakan yang dapat menjamin kesejahteraan petani, yaitu:
Pertama, membangun infrastruktur pertanian yang memadai, seperti jaringan irigasi yang canggih.
Kedua, memberikan dukungan permodalan baik dalam bentuk pemberian tanah, harga bibit dan pupuk murah, atau pinjaman tanpa bunga
Ketiga, menyediakan sarana produksi pertanian secara memadai dan memastikan produksi petani terdistribusi dengan baik,
Keempat, mengembangkan iklim yang kondusif bagi kegiatan penelitian dan pengembangan sains dan teknologi, termasuk di bidang pertanian.