Opini

Hak dan Perlindungan Anak Hanya Terwujud dengan Islam

155
×

Hak dan Perlindungan Anak Hanya Terwujud dengan Islam

Sebarkan artikel ini

Oleh Ummu Abror
Pengajar

 

Aksi bocah SD yang mengirimkan surat kepada Polisi akhir-akhir ini telah mendapat banyak simpati dan ramai diperbincangkan di media massa. Ia adalah Ilham Ramadhan (8) tahun siswa kelas satu SDN Cikuya 1, Desa Bandasari, Kecamatan Cangkuang, Kabupaten Bandung. Ia merupakan anak yatim yang telah ditinggalkan ayahnya saat usianya 4 bulan, dan hidup dengan ibunya yang kondisi ekonominya sangat kekurangan.
Surat itu berisi tentang keinginannya agar bisa diantar Polisi saat pembagian raport di sekolahnya. Surat itu pun sampai kepada Kasatlantas Polresta Bandung, Kompol Galih Apria. Ia beserta beberapa anggotanya memenuhi keinginan Ilham dan menghadiri acara pembagian raport di kelasnya. Perkenalan mereka berawal dari program Goes to School, pada saat itu wali kelasnya menyampaikan bahwa ada seorang anak didiknya yang ingin dibantu saat pembagian laporan hasil belajarnya. Tribunjabar.id (18/6/2024)

Sekilas, upaya yang telah dilakukan Polisi untuk membantu Ilham Ramadhan ini sangat patut untuk diapresiasi, pasalnya di tengah kondisi masyarakat yang besikap apatis dan individualis saat ini sangat perlu menumbuhkan rasa empati pada sesama, terutama kepada generasi muda yang telah hilang sosok pelindung dan pengayom baginya.
Namun tentunya upaya yang dilakukan pihak kepolisian bukanlah sebuah solusi yang mendasar bagi problematika generasi. Sebab fakta yang terjadi di lapangan bukan hanya satu atau dua kasus tetapi telah menjadi hal yang umum terjadi. Dan jika berbicara tentang gambaran generasi saat ini, maka kita dapati berbagai kerusakan seperti, bulying, perkosaan, kriminalitas, gangguan mental, penyiksaan, dan segudang problematika lainnya telah menimpa dunia anak.

Sedangkan faktor-faktor pemicunya bisa dari lingkungan keluarga, sekolah juga masyarakat. Kurangnya perhatian, kasih sayang dari para anggota keluarga apalagi kalau ibunya bekerja, ditambah dengan minimnya nilai-nilai agama yang diajarkan membuat kepribadian anak menjadi rapuh.
Negara yang menerapkan sistem kapitalisme sekular, telah melahirkan banyak anak tanpa masa depan. Kapitalisme yang menitikberatkan pada kapital telah menciptakan hukum rimba, yang banyak uang atau modal menguasai kehidupan, sedangkan yang miskin tak berdaya. Untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat dibiarkan memenuhinya sendiri tanpa support negara.

Sebaliknya negara mendorong para wanita untuk bekerja tanpa memikirkan bagaimana keberlangsungan keluarganya. Anak butuh bimbingan, arahan, kasih sayang terutama ibunya. Kondisi ekonomi negara yang carut marut telah menciptakan kemiskinan struktural sampai pada tingkat yang mengkhawatirkan.
Kondisi ekonomi yang sulit, ditambah dengan minimnya keimanan dan ilmu agama menjadikan tumbuh kembang anak baik dari sisi materi ataupun yang bersifat rohani sering terabaikan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *