Oleh Sri Utami
Praktisi Pendidikan
Dalam rangka upaya mengurangi merebaknya Geng Motor di kalangan remaja, maka pihak kepolisian dari Polresta Bandung kembali mengadakan penyuluhan-penyuluhan. Tidak hanya itu, acara nonton bareng pun dilakukan bersama dengan siswa di sekolah. Tayangan film pendek berjudul “Edukasi Polresta Bandung Meniadakan Geng Motor” beberapa waktu lalu digelar di SMA AL Amanah, Ciwidey Kabupaten Bandung pada hari Rabu (31/7/2024). (Jabar.tribubnews.com, 1 Agustus 2024)
Kapolresta Bandung Kombes Pol Kusworo Wibowo, melalui Kasat Binmas AKP Hasbi Ask Sidiqie menjelaskan isi cerita tentang film ini yang menggambarkan dua sahabat SMA yang berkaitan dengan masalah geng motor. Seorang yang ikut terlibat dalam geng motor dan seorang lagi tidak. Pada akhir ceritanya, 5 tahun kemudian orang yang ikut geng motor terkena masalah hukum hingga menjadi residivis. Sementara yang tidak ikut-ikutan geng motor menjadi seorang pengusaha sukses dengan keluarga yang bahagia.
Saat ini upaya persial menghindari adanya geng motor dilakukan oleh berbagai pihak, tak terkecuali oleh pihak kepolisian. Mengingat belum lama ini terjadi pembunuhan bermotif cinta dilakukan oleh sesama geng motor di Soreang Kabupaten Bandung. Adanya kasus pembunuhan Vina yang dilakukan geng motor di Cirebon, pembegalan dan pembacokan terhadap remaja yang pulang bermain PS di Lampung, yang semuanya dilakukan geng motor hingga motor korban pun diraibnya. Selain itu ada lagi aksi geng motor Slotter mengeroyok remaja, hingga pembacokan, dan pengrusakan kendaraan bermotor di jalan raya Bandung-Garut yang dilakukan pada bulan lalu.
Terdapat berbagai banyak perkumpulan geng motor di Indonesia, seperti XTC, BRIGEZ, GRB, MOONRAKER, PACHIKO, dan banyak lagi. Salah satu aktivitas paling umum dan meresahkan dari geng motor adalah balapan liar, tawuran, penggunaan narkoba, dan berbagai keonaran lain. Anggota geng notor kerap menggunakan kendaran di jalan dengan ugal-ugalan sehingga mengganggu kendaraan lain. Bahkan tak jarang terjadi tawuran atau perkelahian antar geng motor hingga berakhir dengan korban luka-luka atau bahkan kematian. Kenyataan yang sangat menyedihkan, terdapat banyak anak di bawah umur terlibat dalam aksi-aksi ugal-ugalan ini.
Geng motor saat ini tidak lagi hanya eksis di kota-kota besar, tetapi telah menyebar ke pelosok-pelosok daerah. Meskipun ada juga geng motor yang fokus pada kegiatan positif, seperti touring, bakti sosial, dan kegiatan komunitas lainnya, tetapi itu hanya sebagian kecilnya saja. Sedangkan lebih banyaknya yang terlihat di kalangan remaja adalah geng motor berperilaku negatif .
Penyebab maraknya geng motor di kalangan remaja terutama karena mereka tidak memiliki arahan atau tujuan yang jelas dalam hidupnya. Pendidikan yang diperolehnya dari keluarga ataupun sekolah tidak memberikan kesadaran tentang apa yang harus dilakukan dalam hidupnya. Mereka cenderung memanfaatkan waktunya dengan hura-hura tanpa arahan, yang itu menurut mereka terdapat kepuasan tersendiri.
Pengaruh media sosial yang menayangkan kehidupan para remaja dengan kebebasannya dan keterlibatan dalam geng motor menimbulkan ketertarikan mereka untuk mengikutinya. Kurang tegasnya penegak hukum dalam menangani kepatuhan berkendara sesuai usia juga cenderung longgar. Sehingga banyak remaja yang belum memiliki Surat Ijin Mengendara berkeliaran mengendarakan motor di jalan.
Jika ditelisik itu semua sungguh dampak dari paradigma sistem sekuler kapitalis yang diberlakukan dewasa ini. Kebebasan, dijauhkannya agama dari kehidupan, menjadikan peraihan materi dan kepuasan ragawi yang diutamakan adalah suasana khas kapitalistik sekuler. Maka geng motor yang Meresahkan pun akan terus ada dan sulit diberantas hinga tuntas.
Lain halnya ketika Islam yang kaffah menjadi tuntunan dan pandangan hidup. Islam adalah agama sempurna dimana dapat menjadi pedoman hidup yang dapat menyelesaikan permasalahan kehidupan manusia dan lingkungannya. Dalam Islam terdapat tiga pilar penting dalam upaya mencegah adanya geng motor di kalangan remaja.
Pertama ketakwaan individu dan keluarga. Ketakwaan nantinya dapat mendorong setiap anggota keluarga senantiasa terikat dengan seluruh aturan islam. Hal ini jelas nantinya akan membentengi anak untuk melakukan pemanfaatan waktu yang sia-sia dan menjurus pada kemaksiatan.
Allah Swt. berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman, jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari siksa api neraka.” (TQS. At-Tahrim {66}: 6)