Oleh : Suaibah S.Pd.I.
(Pemerhati Masalah Umat)
Sungguh menyayat hati melihat kasus kriminal yang kian hari makin melonjak tinggi dengan motif yang beragam. Berbagai kasus terjadi, mulai dari kekerasan, pembunuhan, tawuran dengan senjata tajam, pemerkosaan dan tindakan kejahatan lainnya, dimana pelakunya sebagian besar adalah para remaja.
Sebagaimana dilansir oleh detiknews.com pada 03 Desember 2024, Kasus remaja berinisial MAS (14) yang tega membunuh ayahnya, APW (40), dan neneknya , RM (69), serta melukai ibunya, AP (40), di rumahnya di Cilandak, Jakarta Selatan memasuki babak baru. MAS saat ini sudah ditetapkan sebagai tersangka.
Kasus lain, Duel pelajar SMP di Kecamatan Cadasari, Kabupaten Pandeglang, Banten viral di media sosial. Dalam video tersebut tampak dua pelajar saling baku hantam di lapangan sepakbola, sementara pelajar lainnya mengacungkan senjata tajam serta pistol kepada lawannya. Kanit PPA Satreskrim Polres Pandeglang Ipda Robert Sangkala, video aksi duel dua siswa tersebut terjadi pada Selasa, 5 November 2024 (SINDOnews.com pada Jum’at, 08 November 2024).
Yang ironis, kasus pembunuhan juga melibatkan oknum aparat keamanan, yang semestinya menjadi pelindung dan pengayom masyarakat. Kasus terbaru, ada seorang anggota polisi yang diduga berdinas di Polda Metro Jaya bernama Nikson Pangaribuan alias Ucok tega memb*nuh ibu kandungnya sendiri di Cileungsi, Bogor, Jawa Barat. Kapolsek Cileungsi, Kompol Wahyu Maduransyah mengkonfirmasi peristiwa pemb*nuhan itu yang terjadi pada Minggu (1/12/2024) malam.
Peran Sistemik Membentuk Kejahatan Generasi Muda
Kasus kejahatan yang terus berulang, bahkan kian meroket kasusnya dari hari ke hari dan cukup meresahkan. Ini membuktikan bahwa semakin jelas generasi saat ini makin berani melakukan tindak kejahatan. Sistem sekuler liberal yang diterapkan hari ini, menjadikan generasi kian nekad melakukan kejahatan. Sistem sekuler menjadikan generasi makin jauh dari agamanya dalam mengatur kehidupan sehingga segala tindakan yang dilakukan bebas tanpa aturan.
Kebebasan berperilaku yang lahir dari paham sekular-liberal telah berhasil menjadikan generasi terjebak dalam kubangan kebebasan berperilaku yang pada akhirnya lahirlah generasi yang kehilangan jati diri, krisis moral dan mudah terpengaruh pada perilaku negatif hanya untuk kepuasan pribadi. Beragam model kejahatan pun tidak sedikit yang dijadikan contoh dalam menyelesaikan persoalan hidup. Imbasnya perilaku-perilaku tindak kriminal terjadi begitu saja tanpa ada solusi yang pasti.
Selayaknya generasi menyibukkan diri menata masa depan dan menjadi pencetak peradaban cemerlang yang tentu saja tidak akan terbentuk melalui sistem sekular-liberal sebagaimana yang diterapkan hari ini. Begitu halnya persoalan tindak kriminal tidak akan pernah tuntas karena pemberlakuan dan sanksi yang tebang pilih dan tak pernah memberikan efek jera.