Opini

Generasi Emas bukan Generasi (C) emas

99
×

Generasi Emas bukan Generasi (C) emas

Sebarkan artikel ini

Ditulis oleh Ummu Hana

Ribuan pernikahan Dini terjadi di Indonesia, lebih dari 15 ribu tiap tahun, terjadi di Usia Dini, yang terpaksa dilakukan karena sudah hamil diluar nikah (Republika.co)
Sementara anak yang dilahirkan pada kasus tersebut juga mengalami pola asuh yang salah, menjadikan generasi yang kurang secara kemampuan dan pengendalian emosi.
Akankah Generasi berikutnya bisa lebih gemilang? kalo ibu bapaknya saja malas belajar, tidak mengerti agama, tidak mengerti ilmu, tidak ngerti cara mengasuh anak?
Sementara orang yang berpendidikan makin banyak yang pilih childfree.

Gambaran miris generasi Indonesia ini sangat mungkin terjadi jika sebagian besar Generasi mendatang dilahirkan dari orang tua yang tidak berakhlaq dan hanya mengandalkan insting untuk berkembang biak.
Jika sekarang kita mengeluh banyaknya kenakalan Remaja, prostitusi remaja, kriminal oleh anak dibawah umur, dan masalah sosial remaja yang lainnya, bisa dibayangkan bagaimana kondisi kerusakan itu akan makin parah di masa mendatang, JIKA Kita tidak berupaya menghentikan.

Sejatinya Manusia itu diberi potensi hidup oleh Sang Pencipta, bersamaan dengan kehidupan(nyawa)nya. Potensi itu adalah:
1. Akal
2. Kebutuhan fisik (lapar, haus, ngantuk, buang air dsb)
3. Naluri (insting) yang terdiri dari 3 juga: naluri mengagungkan penciptaan, naluri mempertahankan diri dan naluri melangsungkan jenisnya(berketurunan)

Ketiga potensi ini yang membuat manusia senantiasa bergerak untuk memenuhinya.
Naluri dan kebutuhan fisik akan senantiasa ada walaupun manusia belum sempurna akal, atau kehilangan akal.
Sementara Akal itu diciptakan Allah untuk bisa mengendalikan naluri dan kebutuhan fisik, dan hanya manusia yang punya, dan itu yang membuat manusia lebih tinggi derajatnya daripada makhluk lainnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *