Maziyahtul Hikmah S.Si
Survei Kesehatan Mental Nasional Remaja Indonesia (I-NAMHS) mengungkapkan fakta mengejutkan: sepertiga remaja berusia 10-17 tahun mengalami masalah kesehatan mental, melibatkan sekitar 15,5 juta anak (timesindonesia.co.id 30/10/2024). Lebih serius lagi, 1 dari 20 remaja (sekitar 2,45 juta) didiagnosis menderita gangguan mental berdasarkan pedoman Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders Edisi Kelima (DSM-5), yang digunakan sebagai acuan diagnosis gangguan mental di Indonesia. (Sumber: UGM, 16/10/2024).
Tantangan yang dihadapi oleh generasi muda saat ini begitu banyak. Banyaknya paparan teknologi yang berkembang tanpa diimbangi dengan kekuatan sistem pertahanan diri yang kuat, mengakibatkan isu tentang rapuhnya kesehatan mental generasi muda saat ini begitu ramai dibicarakan. Gen Z dinilai memiliki mental rapuh dan daya juang yang rendah. Padahal sebagai generasi muda, sudah selayaknya mereka memiliki potensi yang luar biasa besar. Sayangnya potensi ini akhirnya terkubur karena dinamika tren media sosial yang dijadikan pijakan mereka dalam menjalani kehidupan.
Fenomena ini sejatinya adalah hasil diterapkannya sistem demokrasi kapitalisme yang semakin menjauhkan nilai-nilai agama dari kehidupan kita. Demokrasi senantiasa menjadikan materi sebagai asas atas kebahagiaan seseorang. Hal ini mengakibatkan gen Z ikut dalam arus gaya hidup yang tidak sehat. Rasa ketakutan akan ketinggalan tren menjadikan gen Z terjebak pada pola hidup konsumerisme dan hedonisme. Gaya hidup semacam ini membuat generasi muda kehilangan identitas diri dan cenderung ikut-ikutan tren yang ada di media sosial.
Namun sebenarnya, generasi muda khususnya gen Z memiliki potensi besar sebagai agen perubahan. Sebagaimana dicontohkan oleh generasi-generasi para sahabat di era Rasulullah, mereka memiliki kekuatan dan kesadaran spiritual yang benar sehingga mereka dapat mewujudkan sistem dan tatanan kehidupan sosial yang cemerlang.
Generasi ini terlahir dari sebuah sistem yang menerapkan Islam secara kaffah. Melalui pembinaan yang dilakukan oleh Rosulullah baik secara langsung maupun tidak langsung, mereka dipersiapkan untuk menjadi agen perubahan yang menegakkan kalimat Allah dimanapun mereka berada. Peran Rosulullah dan para sahabat dalam membersamai generasi muda terbukti memberikan kontribusi besar dalam kehidupan generasi muda saat itu. Berkaca dari hal ini, maka gen Z membutuhkan bimbingan yang benar agar potensinya dapat disalurkan secara benar.