Opini

Gelombang PHK, Buah Sistem Kapitalisme

88

Oleh Intan A.L
Pegiat Literasi

 

“Kemerdekaan bukanlah akhir, melainkan awal dari perjuangan untuk membangun bangsa yang lebih baik.” (Anonim).

Sebagaimana penggalan kalimat di atas, negeri kita juga perlu untuk terus berbenah, terlebih menjadi pengingat tatkala memasuki bulan Agustus ini. Perayaan HUT Kemerdekaan RI bergaung di berbagai penjuru negeri. Ironisnya momen ini dibarengi dengan naiknya angka PHK hingga mencapai 21,4% dibanding tahun 2023 (cnbcindonesia.com, 16/08/2024).

Faktanya, kemerdekaan masih terus diperjuangkan oleh mereka yang harus memerdekakan diri dari himpitan ekonomi. Secara fisik negeri ini sudah terlepas dari penjajahan Belanda, tapi secara kedaulatan, ibu pertiwi masih dijajah oleh negera pemilik ideologi yang tengah eksis saat ini yaitu ideologi kapitalisme di bawah kendali Amerika Serikat.

Kemerdekaan dari penjajahan adalah berkah luar biasa dari Allah serta upaya perjuangan yang patut dihormati. Hal itu sudah seharusnya diikuti dengan penerapan sistem yang mengeliminasi penjajahan dalam bentuk apapun. Sayangnya, tipu daya barat menyebabkan lemahnya pandangan kita akan sistem yang layak untuk mengatur kehidupan di negeri yang tengah merdeka dari fisik ini.

Kapitalisme telah menggerogoti negeri ini, salah satunya dengan sistem ekonominya yang rusak. Ekonomi kapitalisme membawa penyakit bawaan berupa inflasi sebab mengandalkan kebijakan moneter pada mata uang kertas seperti dolar yang rentan akan inflasi. Inflasi menyebabkan harga barang terus naik, akibatnya daya beli masyarakat menurun. Perusahaan yang menekan angka produksi melakukan efisiensi dengan pemutusan hubungan kerja.

Exit mobile version