OpiniOpini

Geger! Kondom Laris Manis pada Euforia Pergantian Tahun Baru

142
×

Geger! Kondom Laris Manis pada Euforia Pergantian Tahun Baru

Sebarkan artikel ini

 

 

Oleh : Cahaya Chems (Pegiat Literasi)

 

Kehidupan pemuda-pemudi di penuhi gaira dan rasa semangat yang menggebu-gebu. Tak terkecuali menjelang pergantian tahun baru. Euforia penyambutan begitu mengharu biru. Seolah tak afdhol apabila tidak memberikan penyambutan dengan meriah. Misalnya saja dengan pembelian pernak-pernik kembang api tujuh rupa, terompet, camilan, lampu-lampu hias dan sebagainya.

 

Namun dibalik perayaan pergantian tahun baru tersebut, nyatanya ada pemandangan pilu yang seringkali luput dari perhatian kaula muda terutama kaum hawa. Yakni menjamurnya kondom dan seks bebas. Entah sudah menjadi pemandangan lazim pada malam tahun baru. Dijumpai kondom yang berserakan di tempat-tempat tertentu. Miris! Pada akhirnya kaum bernama perempuan yang paling dirugikan.

 

Di Kota Kendari misalnya, penjualan alat kontrasepsi berupa (kondom) ini, mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hal tersebut dijumpai pada Apotek Farma Wua-Wua. Selain itu, masih di lokasi yang sama yakni Indomaret Wua-Wua, penjualan kondom tersebut juga laku keras. Bahkan terbilang lebih tinggi dibandingkan pada tahun lalu. Demikian menurut Hermawati, Kadir Pemilik Apotek Wua-Wua (Telisik.id, 01/01/2025).

 

Sungguh miris, meningkatnya permintaan alat kontrasepsi berupa (kondom), menunjukkan bagaimana perilaku kawula muda saat ini. Cara pandang yang liberal (serba bebas) yang merupakan rahim dari Kapitalisme yang mengagungkan kehidupan bebas. Dimana menihilkan ajaran agama (baca:Islam) di bawah dalam ranah kehidupan, membuat mereka terjebak pada pergaulan bebas. Tak sedikit pula diantara mereka justru terjebak pada perbuatan seks bebas.

 

Seolah telah menjadi tradisi, kondom yang seharusnya digunakan untuk pasangan halal yang telah menikah. Namun ironis justru lebih banyak digunakan oleh anak muda, remaja bahkan para pelajar. Yang kita sudah tahu, kondom itu digunakan untuk tujuan apa. Yang bikin miris itu, mereka adalah usia pelajar dan pemuda yang belum menikah. Malah mendapatkan akses dengan sangat mudah berbelanja barang satu ini (baca: kondom). Disisi lain tidak adanya regulasi yang ketat terkait pengaturan batasan usia, atau aturan, hanya pasangan yang sah saja yang boleh dilayani oleh pihak apotek. Agar tujuan penggunaan alat kontrasepsi tersebut tepat tujuan dan tidak disalahgunakan oleh masyarakat. Sayang! hal ini belum menjadi perhatian serius oleh lembaga terkait.

 

Selain itu, bahkan saking seringnya terjadi tiap tahun, praktek adanya pembelian kondom yang menjamur ini, menyisakan pertanyaan apakah tidak ada perhatian yang serius oleh negara, akan kondisi pemuda-pemudi terhadap nasib masa depan generasi. Bukan tidak mungkin, akibat yang ditimbulkan oleh gaya hidup hedon ini, menyebabkan anak-anak muda sebagai generasi bangsa, akan kehilangan cita-cita mereka di masa depan. Sebab sudah kadung terjebak pada pergaulan dan seks bebas. Imbasnya aborsi akan mengalami peningkatan, khususnya kaum hawa. Tentu hal tersebut, akan makin menyusahkan negara. Padahal negara masih banyak menghadapi berbagai persoalan lainya yang belum teratasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *