Oleh : Nurul Hidayah
Seorang pendidik
Presiden Prabowo Subianto mengumumkan akan menaikkan gaji guru pada puncak Hari Guru Nasional, Kamis (28/11/2024) lalu.
Namun belakangan ini organisasi guru dan aktivis pendidikan mempertanyakan rencana tersebut. Koordinator Nasional Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) Satriwan Salim mengungkapkan pernyataan Prabowo tersebut dapat dimaknai berbeda oleh para guru di lapangan.
“Ini menimbulkan akan multi tafsir Seperti diketahui, Presiden Prabowo menyatakan gaji guru yang berstatus ASN akan naik sebesar satu kali lipat dari gaji pokok. Sedangkan gaji guru non-ASN nilai tunjangan profesinya akan naik sebesar Rp 2 juta per bulan.
Janji tersebut akan menimbulkan 2 tafsir. Pertama, semua guru PNS akan diberikan tambahan sebesar 100% gaji pokok. Misalnya guru dengan gaji pokok Rp 4 juta akan mendapatkan Rp 8 juta Belum lagi ditambah dengan tunjangan sertifikasi guru. Hanya saja, gaji PNS merujuk kepada PP Nomor 5 tahun 2024. Dalam aturan tersebut, besaran gaji PNS termasuk guru PNS sudah diatur rinci dari Rp 2 juta sampai Rp 6 juta tergantung kepada golongan atau kepangkatan.”Tentu ini akan mempengaruhi persepsi dari PNS-PNS selain daripada guru. Nah termasuk juga akan menimbulkan kecemburuan. Karena begitu jumbonya kenaikan gaji pokok dari guru yang sebesar 100%,”
Tafsiran kedua adalah kenaikan satu kali gaji pokok tersebut merupakan tunjangan profesi guru yang diberikan bagi guru-guru PNS yang sudah disertifikasi.”Maksudnya adalah guru-guru PNS yang nanti 2025 akan disertifikasi Dan lulus pendidikan profesi guru. Nah mereka ini berhak mendapatkan tunjangan sertifikasi guru sebesar 1 kali gaji pokok, para guru merasa tafsiran yang ke dua adalah yang benar adanya, karena tunjangan sertifikasi guru yang awalnya 1,5 sekarang menjadi 2jt jadi jika dikatakan naik 2 juta itu tidak benar yang benar adalah 500rb.
Kegalauan dan kesengsaraan bagi guru merupakan rahasia umum di masyarakat karena guru memang kurang di hargai dan masih sangat kurang di jamin kesejahteraannya.
Seorang guru yang ingin memiliki gaji yang layak mereka harus berpuluh-puluh tahun mengabdi menjadi guru,ini adalah bukti jika negara kurang memperhatikan dan abai mengenai kesejahteraan guru karena memang Selain beban tugas di sekolah, guru juga dihadapkan dengan beban hidup yang berat dengan gaji yang minim.
Sistem hidup yang rusak, terbukti mendorong penghormatan pada pendidik rendah. Karut marut permasalahan guru ini diakibatkan oleh beberapa sebab yaitu: Kurikulum yang membingungkan , Kebijakan administrasi yang rumit, Rendahnya tingkat kesejahteraan, Kehilangan profil pendidik, Guru kurang dihargai.
Dari permasalahan ini dengan harapan bahwa perlu adanya solusi yang tuntas demi tercapainya generasi emas, menyongsong peradaban gemilang.