OpiniOpini

Food Estate Proyek Gagal Sejahtera

92
×

Food Estate Proyek Gagal Sejahtera

Sebarkan artikel ini

Oleh Rahma (Aktivis Muslimah)

Ancaman krisis pangan yang kemungkinan akan menimpa hampir semua negara, membuat pemerintah mencanangkan program ketahanan pangan melalui Proyek Food Estate. Hal tersebut diharapkan supaya Indonesia bisa mencukupi kebutuhan pangannya secara mandiri. Mega proyek ini sebenarnya sudah dimulai sejak era pemerimtahan Presiden Soeharto. Dan belakangan gaungnya kembali terdengar di masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo.

Proyek Food Estate Nihil Berhasil 

Sayangnya hasil implementasi Proyek Strategis Nasional ( PSN ) di era Presiden Joko Widodo kurang banyak dirasakan oleh masyarakat luas. Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies ( CELIOS ) Bhima Yudistira.
Dia menyampaikan bahwa kebijakan hilirisasi tidak berkorelasi terhadap kesejahteraan orang banyak. Jadi sebagian besar daerah-daerah yang basisnya hilirisasi, utamanya nikel dan mineral, itu persentase kemiskinannya berada di atas tingkat kemiskinan nasional. Jadi pertumbuhan ekonominya tinggi, nilai ekspornya tinggi, tapi masyarakatnya miskin,” kata Bhima (Tempo.com,15-10-24).

Pemerintah ternyata mengalami kegagalan dalam mewujudkan swasembada pangan.
Sangat disayangkan rencana membangun lumbung pangan tak kunjung terwujud. Padahal Indonesia dianugerahi Allah swt dengan sumber daya alam yang melimpah dan subur.

Lumbung pangan program yang hanya dipenuhi janji manis semata. Proyek yang diharapkan bisa mensejahterakan rakyat justru mengancam pangan lokal, pembukaan hutan, deforestasi, kerusakan lingkungan dan bencana.

Proyek food estate merupakan konsep pengembagan pangan yang dilakukan secara terintegrasi mencakup pertanian, perkebunan, bahkan peternakan di suatu kawasan. Proyek strategis nasional 2020 – 2024 ini diatur dalam peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI No 3 th. 2022.

Ada banyak penyebab kegagalan tersebut proyek ini. Pembangunan dalam kapitalisme nyatanya bukan untuk kepentingan rakyat, namun untuk kepentingan oligarki (para pengusaha) saja. Maka wajar jika muncul konflik dengan rakyat setempat.
Banyak rakyat tergusur tak terurus dari bumi yang sudah ditempati turun temurun. Alam yang selama ini menjadi pijakan mereka untuk menyambung hidup diambil secara paksa. Sistem liberal hanya berpihak pada yang bermodal.

Inilah sistem dari pola pikir manusia yang dengan segala kelemahannya akan menghasilkan aturan tumpang tindih dan akan selalu berbenturan yang satu dengan yang lain.
Sampai kapan umat mau hidup dalam kondisi seperti ini ? Padahal di depan mata sudah tersaji sistem sempurna dari Allah swt yang mana sang pencipta paham betul apa segala kebaikan dan keburukan bagi makhluk ciptaannya.

Ketahanan Pangan dalam Sistem Islam Bukan Mimpi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *