Oleh : Rizka Meilina
Kasus TPPO merupakan fenomena gunung es yang tak bisa diselesaikan pada sistem kapitalisme sekuler, hal ini menunjukkan wajah kerusakan sistem ini. Kasus yang paling banyak berada di area perbatasan seperti kepulauan Riau, Kalimantan Utara dan Kalimantan Barat selama 1 bulan terakhir. Hal ini di ungkap oleh Bareskrim Polri dan Polda jajaran mengungkapkan data penindakan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) selama satu bulan terakhir. Total, 397 kasus 482 orang tersangka, dan berhasil menyelamatkan 904 korban TPPO dapat diungkap Satgas TPPO Polri selama satu bulan terakhir. Terdapat empat modus yang digunakan para tersangka untuk menjalankan aksinya, yaitu mengirim pekerja migran Indonesia (PMI) secara illegal untuk dijadikan pekerja rumah tangga (PRT). Selanjutnya, mengeksploitasi anak maupun dewasa untuk dijadikan pekerja seks komersial (PSK). Lalu, mengeksploitasi anak untuk dijadikan sebagai pengantin pesanan. Terakhir, memperkerjakan sebagai anak buah kapal. Para tersangka kemudian dijerat Pasal 4 UU Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang serta Pasal 81 UU Nomor 18 Tahun 2017 tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia. Bareksrim Polri dan jajaran telah berhasil mencegah potensi kerugian negara senilai Rp284 miliar. Bareskrim juga Ungkap alasan tetapkan program Ferienjob Jadi Kasus TPPO. Program Ferienjob diketahui merupakan program di Jerman yang mempekerjakan mahasiswa pada waktu libur kuliah pada Oktober, November, dan Desember. Salah satu perusahaan bekerja sama dengan beberapa perguruan tinggi, termasuk kampus di Makassar untuk merekrut dan membawa mahasiswa untuk dipekerjakan di Jerman. Dan apa yang dilakukan perusahaan tersebut tidak sesuai dengan yang dijanjikan, yaitu pekerjaan kasar dan dijanjikan 20 SKS ternyata sampai sini tidak sesuai. Pihak Ditreskrimum Polda Sulsel akan segera menetapkan tersangka dalam kasus perdagangan manusia yang melibatkan 77 mahasiswa ke luar negeri dengan modus Ferienjob.
Sistem pendidikan kapitalis membuka peluang terjadinya TPPO berkedok magang. Hal ini berkaitan dengan orientasi negara dalam menyiapkan tenaga kerja. Adanya link and match PT dan Perusahaan membuat kegiatan magang menjadi salah satu pilihan untuk mengasah kecerdasan dan ketrampilan bekerjanya. Kondisi ini dapat memberi peluang perusahaan memanfaatkan situasi ini untuk mendapatkan tenaga kerja murah. Semua ini dapat terjadi akibat lemahnya perlindungan dan pengawasan negara terhadap kerja sama kampus dan perusahaan. Jadilah magang dalam pendidikan sekuler menjadi cara pembajakan potensi mahasiswa
Islam menjunjung tinggi tujuan pendidikan. Sehingga berproses membentuk kepribadian berbagai pihak, seperti generasi ahli agama dan kehidupan untuk ikut andil membantu negara menerapkan Islam kafah. Khilafah penanggung jawab utama tercapainya tujuan pendidikan Islam (sarana prasarana, kurikulum). Sistem ekonomi Islam akan mendukung pendidikan gratis yang berkualitas. Pendidikan praktis seperti magang disediakan Khilafah tanpa harus bergantung pada perusahaan. Kalau harus ke perusahaan tertentu, negara mengawasi dan melindungi agar tidak terjadi eksploitasi. Potensi generasi (mahasiswa) benar-benar diarahkan untuk membangun peradaban mulia.