Opini

Dibalik Maraknya Anak Durhaka

374
×

Dibalik Maraknya Anak Durhaka

Sebarkan artikel ini
Diana Nofalia
Dibalik Maraknya Anak Durhaka

Kapitalisme menjadikan materi sebagai tujuan, abai pada keharusan berbakti dan menjaga hubungan baik dengan orang tua. Sistem pendidikan sekular tidak mendidik generasi agar memahami konsep birul walidain. Sistem sekularisme yang pada dasarnya memisahkan agama dari kehidupan sangat rentan malahirkan generasi yang cacat secara spiritual dan mental. Generasi yang seperti ini cenderung berfikir berdasarkan hawa nafsu bukan berlandaskan akal, sehingga dalam melakukan sesuatu akan lebih emosional dan memungkinkan berlaku kriminal.

Penerapan sistem hidup kapitalisme gagal memanusiakan manusia. Fitrah dan akal tidak terpelihara. Menjauhkan manusia dari tujuan penciptaannya yaitu sebagai hamba dan khalifah pembawa rahmat bagi alam semesta. Para generasi yang terbentuk dalam sistem ini adalah generasi yang sibuk dengan kesuksesan materi yang menjadi tolak ukur kebahagiaan mereka.

Berbeda jauh dengan sistem kapitalisme-sekularisme, sistem Islam memiliki mekanisme yang paripurna dalam membentuk kepribadian generasi yang berbakti dan hormat pada orang tuanya, dan memiliki kemampuan dalam mengendalikan emosi. Langkah awal yang harus ditanamkan adalah akidah dan syariah sejak dini. Dan ini adalah tugas utama para orang tua terhadap anak-anaknya. Tujuan penanaman akidah pada anak adalah agar anak mengenal penciptanya, yaitu Allah. Penanaman akidah pada anak juga disertai pengenalan hukum-hukum syariah secara bertahap. Sehingga anak memiliki orientasi hidup yang benar, bahwa sesungguhnya dia diciptakan untuk taat kepada Sang Pencipta. Anak harus paham bahwa harta bukanlah tujuan hidup maupun standar kebahagiaan, dan tetap sabar disertai tawakal dengan berapapun rezeki yang Allah tetapkan untuknya.

Dan tak kalah penting dari itu adalah menanamkan juga akhlak al-karimah seperti berbakti kepada orangtua, santun dan sayang kepada sesama, berani berkata benar , tidak berbohong, bersabar, tekun bekerja, bersahaja, sederhana, dan sifat-sifat baik lainnya. Dan semua sifat tersebut tidak lain semata-mata untuk meraih ridha Allah, bukan untuk mendapatkan pujian atau pamrih duniawi.

Selain hal diatas anak juga butuh keteladanan dari berbagai pihak. Keteladanan ini tentunya akan didapatkan dari orang tua dan lingkungan masyarakat. Orangtua yang super sibuk dalam mengejar materi dan kekayaan dan lingkungan yang serba bebas dan materialisme tentunya tak akan dapat membentuk generasi yang unggul seperti yang diharapkan. Semua unsur tadi harus saling mendukung baik itu keteladanan dari orangtua maupun lingkungan masyarakat.

Tidak hanya dua unsur diatas. Negara juga semestinya memberikan dukungan penuh dalam membentuk generasi bangsa yang unggul dan lebih baik. Caranya adalah dengan menegakkan sistem sanksi yang menjerakan sehingga dapat mencegah semua bentuk kejahatan termasuk kekerasan anak pada orangtua. Wallahu a’lam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *