Sembari cemberut, isterinya lalu mencubit pergelangan tangan Joe.
“Ayoo, lanjutkan kata-katanya,”
“Kenapa diputus, kalau tidak mau melanjutkan, maka cubitan ini tidak akan lepas,”.
Aprilia berkata.
“cepat laaah,” ucap isterinya dengan manja.
“eiiit, jangan begitu deh, ini kan sakit, apalagi ini juga bulan puasa, tidak boleh saling menyakiti. Nanti, puasanya bisa batal,” balas Joe sambil tersenyum.*
“Bruuuum, bruuuum…bruuuum,”. Terhenyak, lamunanku buyar. Sura bising knalpot mobil Hyundai milik Budi yang bising, berhenti tepat, didepan warung Joe yang lagi melamun.
“Joe, apa kabar,” sapa Budi, setelah memarkir kendaraannya, kemudian berjalan menghampiri salah satu bangku kosong, tepat didepan Joe sedang duduk.
“eeeh, si Reisha, gimana, apa masih sering chat Whatapps sama Joe. dan dari cara Ia memandang, sepertinya, Reisha menyukai, Joe,”.
“Lagian, kalau memang Joe suka, dibalas saja, kan tidak rugi, tuh.” ucap Budi tanpa henti.
Joe, mencoba menghirup udara segar, dengan dalam melalui mulutnya.
“Reisha, yach, Resiha gadis imut-imut yang kerjaannya sebagai sales rokok itu ya,” jawab Joe.
“Bukan yang itu?” jelas Budi
“ooohh ya.. yaa, aku baru ingat,” kata Joe.