Di Saat Amanah Tak Lagi Bertahta (2)
“bapak,” ucap Joe kepada pemilik warung itu.
“saya mo pamit pergi kerja dulu,! dan saya minta tolong kepada bapak, agar dapat membantu meredam emosi warga ya pak,”.
Bapak sipemilik warung itu terdiam, dan mencoba memperhatikan wajah Joe dari atas sampai kebawah.
Karena tidak ingin berlama, Joe pun melanjutkan perkataannya.
“Kalau dapat diselesaikan secara kekeluargaan saja,” pinta Joe pada pemilik warung.
Dengan mengucapkan salam pada bapak pemilik warung dan masyarakat yang ada, Joe berlalu dan menghampiri motor yang ia parkir tidak berapa jauh dari lokasi kejadian.*
Joe melangkahkan kaki, dan menuju sebuah bangku disalah satu pojok warung yang berada di kawasan olahraga Gor Haji Agus Salim.
“Ibu Nana, tolong buatkan saya kopi seperti biasa ya, jangan lupa, gulanya setengah sendok saja,”Joe berkata dan mengingatkan pemilik warung.
Sepertinya beban pikiran yang sedari pagi menumpuk dikepala, mulai berkurang. Ia tidak menyadari, bahwa “Allah akan mengangkat masalah dari kehidupan umatnnya, bila mereka dengan ikhlas juga turut meringankan dan membantu hambanya yang lain,”.
Tiba-tiba, Joe melihat Rudi dan Andi yang sedang berboncengan menaiki motor. Keduanya, teman seprofesi Joe juga, sesama.wartawan.
“Pak Joe…. hardik Rudi, makasih ya atas pinjaman kemarin”.
Huuuhh…. sekali lagi Joy menghempaskan sesak dada yang menghimpit rongga dada ini. Sambil membalas dengan anggukan senyum.
Joe jadi bengong,
Bersambung ………………… 3