Opini

Dampak Negatif Pembangunan di IKN : Perampasan Ruang Hidup

272
×

Dampak Negatif Pembangunan di IKN : Perampasan Ruang Hidup

Sebarkan artikel ini

Nyatanya, pembangunan IKN bukanlah demi kepentingan rakyat semata, melainkan oligarki dan jejaring konglomerasinya. Selain boros akan biaya yang dikeluarkan sedemikian rupa, perampasan ruang hidup masyarakat setempat. Ditambah lagi pemerintah dan sejumlah administrasinya seakan-akan menyulitkan warga dalam hal lahan. Padahal lahan yang merupakan hak warga yang seharusnya dilindungi oleh penguasa.

Kepemilikan lahan/tanah sangat dijaga dalam Islam. Apalagi ada ranah yang disebut sebagai kepemilikan pribadi, kepemilikan umum, dan kepemilikan negara. Berkenaan dengan kepemilikan individu, tanah tersebut tidak dikehendaki dipergunakan di luar perizinan sang pemilik. Tanah itu bisa saja dibeli, tapi ketika pemilik tidak menghendaki untuk dijual, maka tanah itu pun tidak dapat dibeli.

Rasulullah saw. Bersabda,
“Barang siapa mengambil sejengkal tanah dengan zalim, maka Allah akan mengalungkannya pada hari kiamat setebal tujuh lapis bumi.” (HR. Muslim)
Urusan administrasi dan struktur negara khilafah akan mempermudah warganya. Penguasa hadir tidak akan menyusahkan warganya justru akan membela jika ada administrasi berbelit menyusahkan.

Sebagaimana yang pernah terjadi pada masa kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih ketika membangun kota Konstantinopel setelah pembebasannya. Setelah konstantinopel jatuh, Sultan Muhammad Al-Fatih menuju Hagia Sophia yang di dalamnya padat oleh penduduk yang ketakutan. Mereka terdiri orang tua, perempuan, dan anak-anak. Saat itu, Sultan meminta pendeta menenangkan mereka dan memerintahkan mereka untuk kembali ke rumah masing-masing dengan jaminan keamanan dari Sultan. Mereka pun tidak dipaksa masuk Islam.

Hagia Sophia pun tidak diambil, apalagi dirampas dengan semena-mena, melainkan dibeli dengan uang pribadi Sultan, bukan dari dana negara, Baitul mal atau kekayaan kaum muslim. Keputusan Sultan membeli Hagia Sophia adalah keputusan brilian yang akhirnya membungkam suara penentangnya ratusan tahun kemudian, terdapat bukti autentik berupa dokumen atas pembeliannya. Setelah itu, Hagia Sophia dijadikan masjid dan diwakafkan hingga Hari Akhir untuk umat Islam.

Sehingga dari kisah tersebut, Islam menggambarkan bagaimana penerapan sistem yang shahih yaitu sistem Islam yang mampu mengelola bagaimana pembangunan kota yang tepat dan memberikan kemaslahatan bagi masyarakat. Dan untuk mewujudkan suasana itu, hanya dengan menerapkan Islam secara menyeluruh.

[Wallahu a’lam bisshowab]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *