Pembangunan fasilitas pariwisata tidak mungkin dilakukan kalau tidak ada izin dari aparat pemerintah setempat. Padahal alih fungsi lahan hijau menjadi lahan semen pasti mengurangi area resapan air dan mengakibatkan banjir. Akhirnya rakyat kecil yang terdampak, yang tinggal di daerah aliran sungai, yang tidak sanggup membangun rumah bertingkat.
Pemerintah dalam sistem kapitalis sekuler hanya berperan sebagai regulator (pembuat peraturan), bukan pelaksana. Operator (pelaksana) pembangunan adalah pihak swasta yang hanya memikirkan keuntungan. Kalau pun ada sanksi bagi perusak lingkungan, sanksinya hanya berupa penjara atau denda yang tidak membuat jera para pelaku. Bahkan kebebasan bisa dibeli.
Solusi Islam
Berbeda dengan sistem Islam dalam pemerintahannya. Untuk mengatasi banjir, negara akan menetapkan upaya preventif (pencegahan) dan kuratif (penanganan saat terjadi bencana).
Upaya preventif ialah dengan memetakan daerah dataran rendah dan rawan terkena banjir. Kepala negar akan melarang rakyat bermukim di situ. Jika sudah terlanjur ada yang tinggal di daerah itu, maka akan direlokasi ke tempat yang lebih baik. Upaya lainnya, memetakan hutan sebagai daerah resapan air dan penahan tanah. Tidak akan diijinkan alih fungsi lahan secara berlebihan. Akan dibangun danau, kanal dan bendungan yang kuat untuk menampung air hujan. Selain itu, dilakukan pula pemeliharaan sungai dan daerah sekitarnya agar tidak terjadi pendangkalan atau penyempitan sungai.
Upaya kuratif dilakukan bila tetap terjadi bencana banjir. Upaya yang dilakukan berupa evakuasi para korban ke tempat aman oleh Biro At Thawari. Para ulama akan diminta oleh negara untuk membina warga terdampak agar kuat jiwanya. Segala kebutuhan para korban bencana ditanggung oleh negara, orang per orang dengan dana dari Baitul Mall.
Selanjutnya akan dievaluasi penyebab terjadinya banjir sehingga diperoleh solusi tuntas dan banjir tidak dialami lagi oleh warga. Dalam negara Islam/daulah tidak ada fenomena langganan banjir. Jembatan akan dibangun dengan struktur yang kuat dari bahan terbaik karena pemenuhan kebutuhan rakyat adalah tugas utama negara sebagai raa’in (pengurus rakyat).
Wallahualam bissawab