Oleh : Neng Sri
(Ibu Rumah Tangga)
Tak terasa, kita kembali berada pada bulan Rabiul Awwal. Bulan kelahiran Baginda Rosulullah Saw. Seperti biasa peringatan hari kelahiran (Maulid) Rosulullah Saw. Muhammad ramai diselenggarakan oleh kaum muslim di berbagai tempat dengan penuh kegembiraan. Kegembiraan itu tentu wajar. Pasalnya, kelahiran Rasulullah Saw. Adalah nikmat yang paling agung bagi umat manusia. Allah SWT berfirman (TQS Ali Imran{3} : 164)
Peringatan maulid nabi saw adalah salah satu wasilah untuk terus memelihara rasa cinta (mahabbah) kepada beliau. Mencintai beliau tentu tidak seperti mencintai sesama manusia. Kecintaan seorang muslim kepada beliau harus diatas kecintaan kepada kecintaan yang lain. Nabi Saw sendiri menyatakan demikian: “Tidak beriman salah seorang di antara kalian hingga ia menjadikan aku lebih dia cintai daripada orangtuanya, anaknya, dan segenap manusia. (H.R al-Bukhari)
Karena itu mencintai nabi Muhammad Saw. Hukumnya wajib. Al-qur’an telah mengancam dengan keras siapa saja yang cintanya kepada Allah SWT dan Rosulnya terpalingkan oleh kecintaan kepada yang lain : (TQS at-Taubah {9} : 24).
Siapapun yang mencintai Allah SWT dan Rosulnya sepenuh hati, yang terus ia pertahankan sampai mati, ia pasti akan bersama-sama dengan beliau di surga-Nya nanti. Beliau bersabda : “Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai” (HR. al-Bukhari).
Jika memang mencintai nabi saw. Seorang muslim tidak boleh sedikitpun menyakiti beliau. Allah SWT telah mengancam dengan keras siapa saja yang menyakiti beliau, sebagaimana firman-nya : “Orang-orang yang menyakiti Rasulullah itu, bagi mereka azab yang pedih” (TQS at-Taubah {9} : 61).