Opini

Berantas Kemiskinan Hanya Utopis dalam Sistem Kapitalis

116
×

Berantas Kemiskinan Hanya Utopis dalam Sistem Kapitalis

Sebarkan artikel ini

 

Oleh Tiktik Maysaroh
(Aktivis muslimah Bandung)

Calon Bupati Bandung nomor urut 02, Dadang Supriatna melaksanakan acara silaturahmi dengan tim dan koordinator TPS di kawasan Cangkuang kabupaten Bandung. Pada acara tersebut kang DS mengungkapkan target untuk menciptakan 50.000 pelaku UMKM pada lima tahun kedepan.

Keoptimisan calon bupati Dadang Supriatna tersebut dinilai bahwa kinerjanya ketika menjabat sebagai Bupati Bandung telah berhasil menurunkan angka pengangguran dengan meng update jumlah pengangguran usia produktif yang awalnya 8,50% menjadi 6,32%,. Penurunan 2% ini dinilai sangat luar biasa sehingga target untuk menciptakan 50 ribu pelaku UMKM atau wirausaha muda dan lapangan pekerjaan adalah hal yang pasti bisa terealisasi.

Salah satu media untuk mencapai target 50 ribu UMKM yaitu dengan hadirnya koperasi konsumen serasi digital. Maka dari itu masyarakat harus paham dengan digitalisasi untuk menghadapi Indonesia emas 2024, sehingga mampu meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang profesional.

Adapun konteks dalam menentukan untuk membuka lapangan pekerjaan, jika dilihat potensi saat ini ada 16.800 pelaku UMKM di masing-masing daerah atau tingkat kecamatan yang berbeda-beda segmen, diadakan program pelatihan kerja dan akan dikolaborasikan dengan Ekonomi Kreatif yang tentunya ada beberapa dinas yang berkolaborasi, diantaranya Dinas Koperasi UMKM dikerjasamakan dengan Dinas Perdagangan dan Industri, dikerjasamakan juga dengan Dinas Pariwisata dan dilengkapi dengan Dinas Ketenagakerjaan.

Realitas saat ini, pengangguran menjadi masalah utama yang tak kunjung terselesaikan. Jumlah pengangguran senantiasa meningkat karena PHK, setiap tahun ajaran baru jumlah pelamar menumpuk, dari mulai lulusan SMK, SMA, atau perguruan tinggi, mereka antri berharap masih ada perusahaan yang menerima, sementara perusahaan-perusahaan itu sendiri banyak yang gulung tikar. Di sisi lain para pelaku usaha mengeluh karena sepi pembeli imbas dari deflasi. Dengan fakta tersebut, patut dipertanyakan apakah pengangguran benar-benar telah menurun bahkan hilang dari permukaan?

Harapan untuk mencapai angka 0% pengangguran dengan menargetkan 50 ribu UMKM sangat mustahil tercapai. Sejatinya, UMKM hanyalah solusi yang tak solutif dari permasalahan ekonomi. Sebab, UMKM bukanlah sektor strategis walaupun perannya begitu besar dalam merekrut banyak tenaga kerja dengan pendapatan yang besar. UMKM hanyalah usaha hilir yang disetir sekaligus dipasok oleh produsen hulu yang mayoritas dikuasai oleh para cukong.

Hal yang perlu dipahami bahwa UMKM tidak mungkin menjadi usaha kelas dunia. Dunia digital hanya memanfaatkan dengan memfasilitasi pelaku UMKM. Sebab sejatinya swasta lah yang memiliki dan menguasai industri dunia demi meraih banyak keuntungan. Maka, tidak elok kiranya jika kita mengharapkan UMKM untuk menyelamatkan sektor perekonomian, karena, yang menjadi masalah utama dari perekonomian adalah penerapan sistem ekonomi Kapitalisme yang ditopang oleh sektor nonriil yang memunculkan pasar modal dan perseroan terbatas dan utang luar negeri yang menjadi tumpuan pembiayaan pembangunan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *