Oleh Leha
(Pemerhati Sosial)
Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Sipil Kaltim berkumpul di depan kantor Gubernur Kaltim. Mereka melakukan pembakaran ban sambil menyerukan orasi berkaitan dengan penyerangan sadis yang menimbulkan 2 korban jiwa terhadap warga di Dusun Muara Kate, Desa Muara Langon, Kecamatan Muara Komam, Kabupaten Paser dalam satu bulan terakhir ini.
Dinamisator JATAM Kaltim, Mareta Sari mengatakan aksi ini sebagai bentuk solidaritas perlawanan terhadap pertambangan yang ugal-ugalan menyiksa masyarakat Kaltim. Kejadian ini menjadi bukti bahwa negara dan aparat penegak hukum tidak pernah ada untuk masyarakat.(Sumber TribunKaltim 21/11/24)
Nyawa Tak Berharga
Aksi protes yang dilakukan masyarakat dan mahasiswa dengan adanya korban jiwa dalam kegiatan pertambangan hanyalah efek samping sedangkan penyebab utamanya adalah pengelolaan SDAE yang dikuasai oleh individu dan swasta baik lokal maupun asing.
Akar masalahnya dari penerapan sistem kapitalisme sekuler yang hanya berorientasi pada materi dan keuntungan walaupun harus mengorbankan nyawa orang lain. Sedangkan sanksi yang diberikan kepada pelaku pembunuhan hanya hukuman penjara yang tidak memberikan efek jera sehingga tindak kriminal hingga menghilangkan nyawa terus berulang.
Demikianlah bukti gagalnya negara dalam melindungi dan memberikan keamanan bagi rakyatnya. Jika rakyat melawan maka nyawa terancam. Padahal keamanan merupakan kebutuhan mendasar yang harus dijamin oleh negara.
Nyawa dalam Islam Dijaga