Oleh Fina Fadilah Siregar
(Aktivis Muslimah)
Pemerintah Kabupaten Sukabumi menetapkan status tanggap darurat bencana dalam sepekan ke depan pascabencana hidrometeorologi yang melanda daerah itu. Selain menetapkan status tanggap darurat, pemda juga sudah mendirikan posko tanggap darurat dan penanggulangan bencana di Pendopo Kabupaten Sukabumi.
“Status tanggap darurat bencana ini kami tetapkan selama tujuh hari atau sepekan dan bisa diperpanjang setelah dilakukan evaluasi,” kata Sekda Kabupaten Sukabumi Ade Suryaman di Sukabumi, dikutip Antara, Kamis (5/12/2024).
Adapun penetapan status tanggap darurat bencana ini bertujuan untuk mempercepat penanganan bencana mulai dari pendataan bangunan terdampak, evakuasi korban, hingga penyaluran bantuan darurat atau sementara kepada penyintas bencana. Selain itu, penetapan status tanggap darurat bencana dilakukan untuk mempercepat mobilisasi personel atau petugas penanggulangan bencana sehingga penanganan bencana lebih terstruktur, terarah dan tepat sasaran. Sehingga, penyintas bencana bisa mendapatkan penanganan dengan maksimal serta meminimalkan dampak bencana baik dari sisi kerugian materi maupun korban jiwa serta luka.
Adapun jenis bencana hidrometeorologi terjadi pada Selasa (3/12/2024) dan Rabu (4/12/2024) yang memporak-porandakan sejumlah daerah di Kabupaten Sukabumi yakni banjir, tanah longsor, pergerakan tanah, dan angin kencang.
Selain itu, bencana lain juga terjadi di Jawa Barat, tepatnya di daerah Cianjur. Bencana tersebut adalah pergerakan tanah yang semakin meluas di 15 kecamatan dan kemungkinan masih bertambah.
Bencana terjadi dimana-mana. Penyebab bencana bukan sekadar faktor alam tapi karena ulah tangan-tangan manusia, yaitu banyaknya pelanggaran syariat karena kehidupan tidak diatur dengan syariat yang benar (Islam). Termasuk eksploitasi alam atas nama pembangunan.
Faktor alam memang merupakan salah satu penyebab terjadinya bencana. Tapi lebih dari itu, ulah manusialah yang menjadi faktor terbesar bencana itu terjadi. Saat ini manusia hidup dalam sistem kapitalisme dan meninggalkan sistem Islam sebagai aturan dalam kehidupan. Ketidakpatuhan pada sistem Islam inilah yang membuat manusia berbuat sesuka hati, termasuk dengan merusak alam ciptaan Allah SWT. Pelanggaran terhadap aturan Islam terjadi terus-menerus sehingga Allah murka terhadap manusia dan azab-Nya turun, yakni berupa bencana yang terus terjadi dimana-mana.