Oleh : Nina Iryani S.Pd
Beberapa hari lalu, tanggal 17 Agustus 2024 perayaan hari kemerdekaan Indonesia bergema diberbagai tempat di penjuru kota dan desa sampai ke pelosok-pelosok negri. Beragam karnaval, perlombaan dan arak-arakan berlangsung ramai. Mulai dari pengibaran bendera merah putih hingga atribut pawai alegori bahkan tiap jenjang pendidikan pun ikut berpartisipasi.
Benarkah Indonesia sudah merdeka?
Gegap gempitanya perayaan kemerdekaan, terkuak fakta adanya larangan pasukan pengibar bendera perempuan mengenakan hijab. Di sisi yang lain, kita dikagetkan dengan adanya pembagian kondom gratis pawai budaya pria mengenakan pakaian wanita dan pawai budaya wanita mengenakan pakaian laki-laki. Sementara itu pinjaman online dan judi online masih digandrungi berbagai kalangan rakyat Indonesia dalam rangka jalan pintas yang bodoh dalam upaya terbebas dari jeratan kemiskinan. Akibatnya tingkat kemiskinan semakin meningkat. Kebebasan finansial menjadi isapan jempol belaka. Belum lagi angka pengangguran semakin banyak akibat tumbangnya perusahaan yang tak dapat lagi menutup biaya produksi Dan gaji pegawai. Semuanya berderet manjadi masalah di tengah perayaan kemerdekaan.
Apakah hanya dalam satu hari itu mampu menghilangkan kenyataan pahit yang sebetulnya terjadi?
Bukankah negeri ini belum merdeka ketika pengibar bendera perempuan tak boleh memakai kerudung? Sementara Allah SWT telah mewajibkan dalam firman-Nya :
“Katakanlah kepada para perempuan yang beriman hendaklah mereka menjaga pandangannya, memelihara kemaluannya dan janganlah menampakkan perhiasannya (bagian tubuhnya) kecuali yang (biasa) terlihat. Hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya. Hendaklah pula mereka tidak menampakkan perhiasannya (auratnya) kecuali kepada suami mereka, ayah mereka, ayah suami mereka, putra-putra mereka, putra-putra suami mereka, saudara-saudara laki-laki mereka, putra-putra saudara laki-laki mereka, putra-putra saudara perempuan mereka, para perempuan (sesama muslim), hamba sahaya yang mereka miliki, para pelayan laki-laki (tua) yang tidak memiliki keinginan (terhadap perempuan) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat perempuan, hendaklah pula mereka tidak mengentalkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Bertobatlah kalian semua pada Allah, wahai orang-orang yang beriman agar kamu beruntung.”
(TQS. An-Nur ayat 31).
Allah SWT pun berfirman:
“Wahai nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali. Sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah maha pengampun, maha penyayang”
(TQS. Al-Ahzab ayat 59).