Oleh D Budiarti Saputri
Tenaga Kesehatan
Musim hujan telah tiba. Masalah yang akan dihadapi oleh masyarakat ketika musim penghujan salah satunya adalah banjir. Seperti yang terjadi pada warga Kabupaten Bandung. Selama 27 tahun banjir terus mengahantui mereka setiap musim hujan, dan tidak pernah ada solusi.
Ona Rohana, seorang warga Komplek CPI, mengaku kelelahan menghadapi bencana banjir yang setiap tahun selalu mengintai ketika musim hujan. Banjir yang disebabkan oleh luapan sungai Cikambuy dan Cipananggulan ini sudah menjadi bagian dari keseharian mereka selama hampir tiga dekade. Bagi Ona, kata “bosan” sudah tak lagi bermakna. Banjir yang awalnya hanya merendam jalan-jalan kini makin parah, dengan ketinggian air bisa mencapai lebih dari satu meter. Meskipun sudah 3 bupati berganti tidak pernah ada perkembangan. Dikutip dari kompas.com (13/11/2024)
Persoalan banjir seakan tak menemukan jalan keluar, setiap tahunnya pasti terus berulang. Curah hujan yang tinggi diklaim menjadi faktor penyebab terjadinya banjir. Padahal, hujan adalah rahmat yang Allah turunkan bagi manusia untuk kehidupan, bukan sebagai musibah atau bencana.
Dalam sisitem kapitalis, pembangunan hanya dilakukan untuk tujuan keuntungan materi belaka. Negara tidak akan melakukan alih fungsi lahan dan memenuhi kepentingan segelintir orang demi meraih pertumbuhan ekonomi. Tata kelola kota dan alih fungsi lahan menjadi faktor utama terjadinya banjir. Daerah yang seharusnya menjadi kawasan resapan air, dialih fungsikan menjadi bangunan dan gedung. Ini akibat tata kelola dan pengembangan wilayah yang kapitalistik sehingga tidak memperhatikan kepada dampak terhadap lingkungan di sekitarnya. Dalam membangun, negara harus mempertimbangkan prinsip-prinsip pengelolaan lahan yang bersifat universal. Dan mempertimbangkan kondisi keseimbangan alam. Dalam pembangunan, negara wajib memperhatikan pembangunan infrastruktur yang dapat menampung curah hujan dari daerah aliran sungai. Hal inilah yang tidak dilakukan dalam sistem kapitalis. Proyek-proyek pembangunan dilakukan dengan sembarangan tanpa dikaji dengan benar apa akibat dan dampaknya.
Berbeda dengan sisitem Islam. dalam sistem Islam, aspek keuntungan materi tidak menjadi tujuan satu-satunya dalam paradigma pembangunan Islam. Acuan dalam kebijakan pembangunan adalah kesesuaian dengan syariat Islam dan terwujudnya kemaslahatan rakyat. Paradigma pembangunan dalam Islam akan memperhatikan penjagaan terhadap lingkungan sehingga alam tetap harmonis. Meski sebuah rencana pembangunan seolah menguntungkan, seperti pembangunan kawasan industri, permukiman, atau kawasan wisata, jika ternyata merusak alam dan merugikan masyarakat, akan dilarang.