Mendengar kata saabiqul awwaluun, langsung teringat kepada para sahabat, yang kisahnya termaktub dalam Al-Qur’an.
Allah Swt berfirman;
وَٱلسَّٰبِقُونَ ٱلْأَوَّلُونَ مِنَ ٱلْمُهَٰجِرِينَ وَٱلْأَنصَارِ وَٱلَّذِينَ ٱتَّبَعُوهُم بِإِحْسَٰنٍ رَّضِىَ ٱللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا۟ عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّٰتٍ تَجْرِى تَحْتَهَا ٱلْأَنْهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدًا ۚ ذَٰلِكَ ٱلْفَوْزُ ٱلْعَظِيمُ ﴿١٠٠﴾
“Dan orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Ansar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada Allah. Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang agung.”
(Q.S.9:100)
Terinspirasi dari ayat di atas, kisah para sahabat Rasulullah saw. yang pertama kali beriman kepada Allah Swt. dan Rasul-Nya. Lahirlah seorang putra dari seorang ibu dan ayah pengemban dakwah. Seorang putra yang diberi nama Sayid Sabiq Jailul Mustakbal, lahir 18 Agustus 2010.
Besar harapan sang ayah dan bunda, agar putranya menjadi anak shalih yang selalu terawal dalam beramal shalih atau dalam taat terhadap setiap perintah Allah Swt. dan Rasul-Nya. Do’a terbaik dari sang pengemban dakwah, karena memang itulah kewajiban sebagai orang tua.
Ananda tumbuh dalam keluarga ideologis, ketika ia memasuki usia sekolah. Ayah bundanya memasukkan ananda ke STP KU Rancaekek. Qadarullah sekolah tersebut, rintisan dari bundanya dan beberapa asatid/ah sahabat beliau termasuk sang penulis. Perjalanan cukup panjang, maklum merintis dari awal, sehingga, cukup terseok-seok. Ketika ananda kelas 5, ayah bundanya memutuskan untuk mengantarkan ananda ke pondok di daerah Tangerang beberapa tahun.
Kemudian ananda pun diajak pulang kembali ke Rancaekek, karena KU sudah lebih berkembang dan akhirnya mendirikan SMP-nya juga. Sebelumnya ananda belum merasa happy atas pemindahannya, hanya saja dengan berjalannya waktu, ia pun mulai merasa bahagia dengan aktivitas sekolah di KU (Khoiru Ummah). Bahkan, ananda sudah mampu mengakui jika ia senang sekali, bisa kembali ke Rancaekek.
Ketika (pen) bertanya, pelajaran apa yang paling di sukai? Maka jawabnya MDI (Materi Dasar Islam) dan Ekskul. MasyaAllah tabarakallah, apa pun pelajaran yang ananda sukai, semoga menjadikannya pribadi yang shalih, qurrata a’yun bagi ayah bundanya dan tentu untuk guru-gurunya. Hafalannya juga sudah banyak, tahsinnya juga sudah bagus. Alhamdulillah barakallah shalih. Dan ternyata, mata pelajaran MDI dan Ekskul bukan hanya disukai pelajarannya, lebih dari itu, gurunya juga paling ia senangi. MaasyaaAllah.