Opini

Angka Pengangguran Tinggi, Bukti Negara Gagal Mengurus Rakyat

635

Angka Pengangguran Tinggi, Bukti Negara Gagal Mengurus Rakyat

Oleh Neneng Sriwidianti
Pengasuh Majelis Taklim

“Imam (khalifah) adalah raa’in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya.” (HR. Bukhari)

Pengangguran tinggi, bukti negara gagal mengurus rakyat! Itulah kondisi yang terjadi di negeri ini. Hal tersebut bertolak belakang dengan hadis di atas. Seorang pemimpin dalam Islam wajib meyakini bahwa urusannya akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah Swt. kelak di yaumil hisab.

Dana Moneter Internasional (IMF) melalui World Economic Outlook (April 2024) mencatat, bahwa tingkat pengangguran di Indonesia sebesar 5,2%, negeri ini menduduki juara satu dibandingkan enam negara di Asia Tenggara. Menurut IMF, tingkat pengangguran (unemployment rate) adalah persentase angkatan kerja yang sedang mencari pekerjaan. (grafis.okezone.com, 21/7/2024)

Kapitalisme Melahirkan Tingginya Angka Pengangguran

Tingginya angka pengangguran di negeri ini adalah bukti nyata gagalnya negara menyediakan lapangan pekerjaan. Penguasa mestinya berupaya untuk menurunkan angka pengangguran bahkan menghapuskannya. Karena keberadaan lapangan kerja adalah faktor penting untuk mengukur kesejahteraan ekonomi masyarakat dalam sebuah negara.

Tingginya tingkat pengangguran juga kerap dipakai sebagai barometer untuk memetakan tingkat kemiskinan rakyat. Apa yang diungkap oleh IMF, seharusnya menjadi tamparan keras bagi negeri ini. Banyak kebijakan pemerintah yang kerap bertolak belakang. Misalnya, impor yang tidak berpihak pada produk dalam negeri, beban pajak yang terlalu tinggi, dan adanya berbagai undang-undang yang lebih berpihak pada korporasi multinasional seperti UU Cipta kerja. Penguasa juga membuka selebar-lebarnya untuk tenaga asing masuk ke negeri ini, sementara warga negara sendiri menjadi TKI di negeri orang dengan berbagai resiko buruk yang dialami. Sungguh ironis.

Alhasil, dengan meningkatnya angka pengangguran, meningkat pula angka kemiskinan di negeri ini. Sebagai catatan, menurut Bank Dunia, angka kemiskinan di negeri ini per 2922 mencapai 44 juta jiwa. Angka ini akan terus meningkat, kalaulah negara masih tidak mengganti paradigma berpikirnya. Karena kemiskinan di negeri ini bersifat sistemik. Selama sistem kapitalisme masih dianut oleh penguasa, pengangguran dan kemiskinan akan selalu berkelinden.

Bukan hanya itu, pengangguran yang tinggi juga akan berefek terhadap banyaknya kejahatan. Seseorang akan menghalalkan segala cara untuk memenuhi kebutuhannya, sekalipun harus merampok, menipu, dan lain sebagainya asal menghasilkan rupiah untuk menopang hidupnya, apalagi kalau individu tadi ketakwaannya rendah.

Maka, perlu bukti apa lagi? Bahwa hukum yang diterapkan yaitu kapitalisme sekuler adalah biang kerok membludaknya pengangguran saat ini. Saatnya, bagi umat untuk segera menerapkan Islam kafah untuk mengatur kehidupannya.

Islam Mengurai Pengangguran

Islam sebagai sebuah ideologi, mempunyai aturan yang rinci untuk menyelesaikan masalah kehidupan termasuk masalah pengangguran dengan penyelesaian yang menentramkan jiwa dan memuaskan akal.

Exit mobile version