Opini

Anak Pelaku Kriminal, Peran Keluarga Mandul?

201

Oleh Syamsiah, S.Pt

(Aktivis Muslimah)

Kasus kriminal yang terjadi saat ini sungguh sangat memprihatinkan , pelakunya bukan hanya kalangan orang dewasa namun juga sudah merambah dikalangan anak dan remaja. Dampak kriminalitas bukan hanya meninggalkan cacat fisik dan mental bagi korbannya namun hingga kehilangan nyawa.

Dilansir dari Kompas (29/8/2023) disebutkan bahwa S (14), seorang siswa sekolah menengah pertama (SMP) di Sukabumi, Jawa Barat ditangkap atas kasus pembunuhan tetangganya sendiri, MA (7). Kapolres Sukabumi Kota, AKBP Ari Setywan Wibowo, mengatakan, tindakan pembunuhan dan pelecehan terjadi pada saat MA akan pergi ke warung setelah menonton TV di rumah tetangga.

Kasus kriminalitas anak yang menjadikan korbannya kehilangan nyawa juga terjadi di Jambi. Polisi menetapkan tiga tersangka baru dalam kasus kematian santri di salah satu Pondok Pesantren (Ponpes) di Kabupaten Tebo, Jambi, setelah sebelumnya menetapkan dua orang pelaku penganiayaan (Metro Jambi,4/5/2024)

Kedua kasus tersebut di atas adalah sekelumit kasus tindak kriminal yang dilakukan oleh anak-anak. Kenyatan di lapangan masih banyak contoh kekerasan yang terjadi bukan hanya di lingkungan sekolah tetapi juga di lingkungan Masyarakat.

Data Komisi Perlindungan Anak Indonesia menunjukan bahwa tindak kekerasan fisik dan kekerasan seksual adalah dua jenis tindak kriminal yang paling banyak dilakukan oleh anak. Menurut data dari Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementrian Hukum dan Hak asasi Manusia menunjukkan bahwa terjadi tren peningkatan kasus anak yang berkonflik dengan hukum dari periode 2020 hingga 2023, tercatat hampir 2000 anak, dan sebanyak 1.467 anak diantaranya berstatus tahanan dan masih menjalani proses peradilan, sementara 526 anak sedang menjalani hukuman sebagai narapida.

Exit mobile version