OpiniOpini

Anak Palestina dan Ironi Hari Anak Sedunia

97
×

Anak Palestina dan Ironi Hari Anak Sedunia

Sebarkan artikel ini

 

Oleh: Windy Kurniawati

(Ibu Rumah Tangga)

 

Momentum perayaan hari anak tampaknya tidak berlaku bagi anak-anak di Palestina. Bagaimana tidak, genosida yang terjadi sejak 1 dekade terakhir mengakibatkan jutaan anak kehilangan haknya untuk mendapat cinta, perlindungan, dan hidup dengan layak. Lalu ke mana duka anak Palestina akan dibawa, sedangkan dunia seakan menutup mata?

 

Dilansir melalui Detikjatim.com (13-11-2024), dari halaman UNICEF (United Nation’s Children’s Fund) badan khusus di bawah naungan PBB, sejarah Hari Anak Sedunia telah berlangsung sejak tahun 1954 dan diperingati setiap tanggal 20 November. Tujuannya adalah mengingatkan masyarakat internasional tentang kesadaran terhadap kesejahteraan anak-anak.

 

Melalui peringatan ini dijadikan momen untuk mengampanyekan bahwa setiap anak memiliki hak untuk hidup di dunia yang aman dan damai. Selain itu, anak juga mempunyai hak untuk didengar dan diikutsertakan ketika membuat keputusan dalam meraih masa depan.

 

Namun, faktanya tidak demikian bagi anak-anak Palestina. Genosida yang dilakukan kaum Zionis Yahudi dalam 1 tahun terakhir telah menewaskan lebih dari 41.000 korban jiwa. Menurut Kantor Komisaris PBB, tercatat hampir 70% korban serangan itu terjadi pada perempuan dan anak-anak berusia 4—15 tahun. Dikatakan bahwa 1 anak tewas tiap 15 menit di wilayah Gaza dan ada sedikitnya 270 anak di penjara Israel yang dilecehkan setiap harinya.

 

Standar Ganda Hak Anak

 

Konflik Israel dan Palestina yang sudah berlangsung sejak tahun 1948 ini telah membawa begitu banyak penderitaan bagi anak-anak. Ironisnya, para penguasa dunia hanya diam menyaksikan kekejian Zionis Yahudi tersebut. Jangankan untuk menghentikan peperangan, sekadar memudahkan jalannya bantuan pangan dan sandang saja sukar dilakukan.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *