Oleh: Hamsina Halisi
(Pegiat Literasi)
Berbagai aksi seruan untuk bebaskan Palestina dari genosida Israel terus menggema. Tak hanya di wilayah Asia, tetapi sampai ke wilayah Eropa dan AS. Tak terkecuali di Indonesia, seruan aksi menggema du berbagai daerah, seperti Surabaya, Yogyakarta, Kendari, dan beberapa daerah lainnya. Seruan aksi ini sebagai bentuk solidaritas kaum muslim di seluruh dunia yang turut merasakan penderitaan muslim Palestina yang terus-menerus dibombardir oleh zionis Yahudi
Diketahui, serangan Zionis Israel ke daerah Rafah terus dilancarkan sejak Senin (6/5/2024). Hal ini kian memperpanjang kebrutalan Israel atas Palestina. Otoritas kesehatan Gaza mengatakan 45 orang tewas ketika kobaran api melanda sebuah kamp pengungsi akibat serangan Israel pada Minggu (26/5/2024) termasuk 23 wanita, anak-anak, dan orang lanjut usia. (CNNindonesia.com,30/5/2024)
Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan setidaknya 36.171 orang telah tewas di wilayah tersebut selama lebih dari tujuh bulan perang antara Israel dan militan Palestina. Melihat kebrutalan zionis Israel tersebut, gelombang demonstrasi pun terus bermunculan di sejumlah kedutaan Israel di berbagai negara untuk meminta perang dihentikan. Bahkan, presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyindir PBB sebagai lembaga kemanusiaan yang telah “mati”.
Maraknya aksi pro Palestina yang menggema di seluruh penjuru dunia adalah potret rasa kemanusiaan yang menggerakkan rasa keprihatinan terhadap warga Palestina. Namun, satu hal yang paling utama untuk melepaskan Palestina dari belenggu penjajahan zionis Israel ialah dengan membangun kesadaran umat. Dalam hal ini, umat haruslah sadar bahwa solusi hakiki untuk Palestina tak lain hanyalah dengan jihad dan tegaknya Khilafah.
Karenanya, pro atau dukungan terhadap Palestina bukan hanya sekadar melakukan pemboikotan terhadap produk-produk buatan Israel dan Amerika ataupun produk-produk yang terafiliasi keduanya. Melainkan, kesadaran umat ini adalah dengan terus mendakwahkan Khilafah sebagai solusi atas permasalahan umat. Sementara untuk jihad, umat hanya menunggu komando dari seorang pemimpin yang tak lain adalah Khalifah.
Hanya saja, umat belum menyadari bahwa produk paling berbahaya dari zionis Yahudi saat ini yakni demokrasi kapitalisme. Umat masih dininabobokan dengan sistem kufur tersebut sehingga pemikiran-pemikiran rusak terus merasuk ke dalam akal dan jiwa mereka. Seoerti, moderasi beragama, kesetaraan gender, feminisme, dsb.