Opini

AKTIVIS DAKWAH JANGAN TUMBANG DENGAN UJIAN

91
×

AKTIVIS DAKWAH JANGAN TUMBANG DENGAN UJIAN

Sebarkan artikel ini

Oleh : Wakini
Aktivis Muslimah

Hidup tak lepas dari yang namanya ujian, didalamnya penuh dengan duri perjuangan, bahkan sampai menguras hati, pikiran, tenaga dan air mata, terlebih para aktivis dakwah.Tak hanya di uji dari diri sendiri, teman kajian atau guru, orang tua, anak, saudara, suami, istri, sahabat, masyarakat, hingga pemerintah.

Aktivis dakwah di hadapkan pada dua kewajiban sekaligus, apabila di hadapkan dengan larangan suami yang tidak mendukung dakwah, bingung mana yang harus di taati. Padahal,keduanya sama-sama harus dijalankan dan bagian dari perintah Allah, selama tidak melanggar ketaatan kepada Allah dan melanggar hukum Syara’. Maka, di sinilah ikhtiar maksimal aktivis dakwah untuk gercep agar kewajiban kedua-duanya bisa di tunaikan.

Sementara ada juga ujian dari orang tua yang tercekoki oleh paham kapitalis, menuntut sang aktivis atau pelajarnya untuk bekerja menghasilkan uang dibanding dakwah yang tidak menghasilkan apa-apa selain hanya menghabiskan uang dan waktu. Namun, ada hal yang tersulit yaitu menghadapi masalah di dalam tubuh jama’ah, sesama pengemban dakwah. Karena, di dalam tubuh jama’ah banyak kepala pasti banyak pemikiran yang saling berbenturan jika tidak dikokohkan oleh akidah yang benar, maka dakwah akan berjalan tanpa arah.

Belum lagi cibiran tetangga yang mengatakan” perempuan kok sering keluyuran tidak jelas, mending diam di rumah saja, cukup urus rumah tangga taat pada suami, sudah di jamin Allah surga.

Tahukah kamu?? Iya kamu, itulah sekolah kehidupan yang sesungguhnya, para pembelajar memang di uji dengan berbagai macam ujian agar bisa naik kelas dan layak untuk mendapatkan predikat pengemban dakwah tangguh penjaga Islam terpercaya. Kita belum dikatakan benar-benar masuk di sekolah kehidupan, apabila pemikiran islam mu belum dibenturkan dengan pemikiran yang rusak, sehingga melahirkan gejolak dan proses berpikir di tengah-tengah masyarakat.

Masihkah mengeluh,” ujianku sungguh berat penuh masalah, kenapa tidak ada yang mengerti? ” Ingatlah ujian adalah tanda sayang Allah, katakanlah,” wahai Allah, engkau yang maha besar, dan masalahku tidak ada apa-apanya.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *